Jakarta, FORTUNE – PT Bukalapak.com Tbk baru saja mengumumkan kinerja keuangan sembilan bulan pertama tahun ini. Dalam periode tersebut, emitem berkode BUKA itu berhasil meraih laba bersih serta kenaikan pendapatan.
Dalam laporan keuangannya, tertoreh raihan laba bersih perseroan pada Januari-September mencapai Rp3,62 triliun. Itu berarti Bukalapak mencatatakan perbaikan kinerja secara drastis setelah rugi Rp1,13 triliun pada periode sama tahun sebelumnya (year-on-year).
Namun, keuntungan perusahaan itu ditopang oleh laba nilai investasi yang belum dan telah terealisasi sebesar Rp5,13 triliun, terutama "oleh laba nilai investasi mark-to-market dari PT Allo Bank Tbk,” demikian keterangan BUKA dikutip Selasa (1/11).
Jika mengabaikan keuntungan investasi tersebut, Bukalapak masih membukukan rugi usaha Rp1,59 triliun, meningkat 31,3 persen dari Rp1,22 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.
Bukalapak dan pemegang saham pengendali tunggal PT Allo Bank Indonesia Tbk akhir tahun lalu mengadakan perjanjian pengalihan, dan akan memiliki porsi hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak 2,49 miliar lembar saham. Jumlah tersebut setara 11,49 persen saham baru dari total saham yang diterbitkan setelah proses rights issue.
HMETD sepenuhnya dilaksanakan perusahaan pada 18 Januari 2022 dengan nilai Rp1,19 triliun. Allo Bank merupakan bank digital yang dikuasai oleh PT Mega Corpora, perusahaan milik taipan Chairul Tanjung dengan kepemilikan lebih dari 60 persen.
Meski perusahaan telah mencatat laba bersih sembilan bulan pertama 2022, Bukalapak tetap memiliki fokus pada kinerja operasional perseroan. Karenanya, BUKA tetap menggunakan adjusted Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (adjusted EBITDA), yang pada kuartal III ini minus Rp327 miliar.