Ilustrasi Bank Neo Commerce/Dok BNC
Sebagai salah satu pelaku bank Digital di Indonesia, Bank Neo Commerce berhasil mencatatkan kenaikan total kredit menjadi Rp7 triliun atau naik sebesar 84,2 persen (yoy) dibandingkan dengan posisi 30 Juni 2021 yang sebesar Rp3,8 triliun.
Penyaluran kredit ini diantaranya dilakukan secara digital/online yang mana terbukti banyak diminati oleh masyarakat dan transaksi kredit melalui produk ini di kuartal II tahun 2022 meningkat cukup signifikan.
Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, mengatakan bahwa kinerja positif yang diraih oleh Bank Neo Commerce merupakan hasil dari semakin lengkapnya berbagai layanan dan fitur yang BNC hadirkan di aplikasi neobank.
“Setahun terakhir, kami secara konsisten terus menambah berbagai layanan dan fitur keuangan digital yang benar-benar bermanfaat dan digunakan nasabah BNC. Berbagai layanan ini juga yang berkontribusi pada peningkatan kinerja kami yang cukup signifikan di semester I tahun 2022 ini”, jelas Tjandra melalui keterangan resmi di Jakarta, Minggu (31/7).
Kenaikan dari sisi kredit ini turut menaikan pendapatan bunga bersih (NII) BNC menjadi Rp547,0 miliar atau naik sebesar 302 persen dibandingkan posisi 30 Juni 2021 yang sebesar Rp136,1 miliar. Di samping itu, pendapatan berbasis komisi (fee based income) BNC juga naik secara signifikan menjadi Rp176,1 miliar di Juni atau naik sebesar 973,8 persen jika dibandingkan posisi Juni 2021 yang sebesar Rp 16,4 miliar. Di sisi Aset juga tercatat naik cukup signifikan sebesar 104,6 persen (yoy) dari Rp6,99 triliun di Juni 2021 menjadi Rp14,3 triliun di Juni 2022.
Dari sejumlah kinerja tersebut, pada semester I-2022 BNC masih mencatatkan rugi tahun berjalan Rp611,4 miliar. Namun kerugian BNC ini secara konsisten mengalami tren penurunan setiap satu bulannya, yakni kerugian yang tadinya mencapai Rp159,9 miliar pada Januari tahun 2022 terus mengalami penurunan, hingga akhirnya pada bulan Juni 2022, BNC dapat membukukan laba sebesar Rp5,6 miliar.