Jakarta, FORTUNE - Perdagangan manusia masih menjadi masalah sosial yang berlaku secara global. Menurut data International Labour Organization (ILO) 2016, sekitar 40,4 juta orang terjebak dalam perbudakan modern. Jumlah ini diperkirakan terus meningkat dan membutuhkan perhatian serius.
Seiring masalah tersebut, perkembangan dunia teknologi pun semakin canggih. Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) semakin banyak diterapkan pada berbagai hal. AI tidak saja dirancang untuk memudahkan pekerjaan, tetapi juga menghasilkan.
Melihat pesatnya perkembangan ini, sebuah perusahaan rintisan teknologi asal Pennsylvania, Amerika Serikat, yakni Marinus Analytics, mengembangkan perangkat lunak dengan kecerdasan buatan yang dapat memperlambat laju perdagangan manusia. Bahkan, dalam misinya, mereka bertekad untuk menghentikan perdagangan manusia, pelecehan anak, dan penipuan dunia maya.
Mengutip insider-voice.com (8/10), perangkat lunak yang mereka kembangkan dinamakan Traffic Jam. Kecerdasan buatan ini bertujuan untuk menemukan orang hilang, menghentikan perdagangan manusia, dan memerangi kejahatan terorganisir.