TECH

Efisiensi Masih Berlanjut, Netflix Kembali PHK 300 Karyawan

Netflix kembali mengutip perkara kinerja yang melambat.

Efisiensi Masih Berlanjut, Netflix Kembali PHK 300 KaryawanEfek Squid Game terhadap Netflix. (Pixabay/Tumisu)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Netflix kembali menempuh langkah efisiensi dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 300 karyawan. Padahal, perusahaan streaming ini belum sebulan menggulirkan kebijakan pemangkasan pekerja.

“Hari ini kami dengan sedih melepaskan sekitar 300 karyawan," begitu pernyataan resmi Netflix, seperti dikutip dari Tech Crunch, Kamis (23/6). Sebagai konteks, jumlah karyawan yang terdampak kebijakan ini setara dengan 3 persen dari total 11 ribu pekerja full time Netflix.  

Menurut keterangan perusahaan yang berkantor pusat di California ini, sebagian besar karyawan yang terkena PHK itu ada di Amerika Serikat, dan sisanya Asia Pasifik, Amerika Latin, serta Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA).

Raksasa streaming video itu bulan lalu memangkas 150 karyawannnya. Netflix berdalih keputusan ini beriring dengan pertumbuhan kinerja perusahaan yang melambat. Sedangkan, perseroan pada April juga memberhentikan sebagian staf di situs pendampingnya Tudum.

“Sementara kami terus berinvestasi secara signifikan dalam bisnis ini, kami melakukan penyesuaian ini sehingga biaya kami tumbuh sejalan dengan pertumbuhan pendapatan kami yang lebih lambat,” demikian Netflix.

Netflix bergabung dalam daftar perusahaan teknologi maupun rintisan (startup) yang juga telah memberhentikan sejumlah pegawainya baru-baru ini, seperti platform pertukaran kripto Coinbase, Better.com, dan MasterClass. Coinbase, misalnya, melakukan efisiensi terhadap 1.000 pekerjanya karena khawatir terhadap resesi ekonomi AS.

Kinerja melambat

Netflix Berencana Luncurkan Layanan Video Game Tahun Depansitthiphong/Shutterstock

2022 tampaknya bukan menjadi tahun positif bagi Netflix. Perusahaan streaming ini sebelumnya melaporkan telah mengalami perlambatan pertumbuhan. Pada kuartal pertama, Netflix kehilangan pelanggan hingga 200 ribu orang. Penurunan itu dianggap sebagai kali pertama dalam lebih dari satu dekade, menurut CNN.

Neflix bahkan sempat memperkirakan akan kembali kehilangan 2 juta pelanggan secara global pada kuartal kedua tahun ini. Sejumlah hal seperti invasi Rusia ke Ukraina, Covid-19, dan kasus berbagi akun (account sharing) ditengarai menjadi penyebab perlambatan kinerja.

Meski demikian, perusahaan ini telah menyiapkan sejumlah taktik demi mendorong pendapatan. Platform digital ini, contohnya, berambisi menyiarkan acara langsung seperti stand-up comedy. Lalu, Netflix menyiapkan pula peluncurkan sejumlah judul film baru.

Netflix juga sempat menyampaikan rencana untuk mengenakan biaya tambahan bagi para pengguna yang berbagi akun dengan orang di luar keluarga. Platform telah menguji coba fitur harga tambahan di Peru, Kosta Rika, dan Chili pada Maret 2022. Namun, uji coba itu dilaporkan tidak berjalan dengan baik. Itu belum termasuk rencana untuk memperkenalkan paket berlangganan yang lebih terjangkau, namun dengan menyertakan iklan.

Mengutip Google Finance, harga saham Netflix mencapai US$181,71 per saham, atau turun 69,58 persen dibandingkan posisi awal tahun atau secara year-to-date. Dalam setahun, saham Netflix juga terkoreksi 64,92 persen.

Laporan keuangan Netflix menunjukkan, laba perseroan per Maret 2022 mencapai US$1,59 miliar atau lebih dari Rp23,7 triliun. Itu berarti keuntungannya turun 6,40 persen dari US$1,71 miliar pada periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Sedangkan, kas dan setara kas Netflix periode sama turun 28,5 persen menjadi US$6,03 miliar atau setara dengan Rp89,5 triliun.

Related Topics