Sambut Era Digital, Smartfren Mantapkan Langkah jadi Game Changer

Jakarta, FORTUNE - PT Smartfren Telecom, Tbk (Smartfren) semakin memantapkan komitmennya sebagai the ‘Game Changer’ dalam sektor teknologi digital Indonesia. Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys, menjelaskan bahwa upaya ini diwujudkan dalam rupa Digital Infrastructure Platform serta Digital Ecosystem-nya.
Hal itu ia ungkapkan saat menjadi pembicara di acara diskusi Smartfren bertema ‘The Game Changer in Tech & Digital Sectors’ yang diadakan di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (12/7). Pada kesempatan itu Merza mengatakan, penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi tersebut telah membuktikan diri terus bertumbuh dari tahun ke tahun, dan tahun ini merupakan momentum perseroan untuk lebih memantapkan dirinya dalam berperan di era transformasi digital.
Digital Infrastructure Platform pun disiapkan dalam rangka menunjang keseluruhan ekosistem digital yang terus didorong oleh Smartfren. Mulai dari jaringan fiber optic dan fiber to the home (FTTH), infrastruktur akses mobile broadband, hingga pusat data yang terintegrasi sedang dibangun untuk mendukung berbagai lini solusi digital yang dimiliki perusahaan, seperti pengembangan digital startup, media baru yang ditunjang oleh konten dan teknologi streaming, serta teknologi keuangan dan inovasi digital lainnya.
Konektivitas yang kuat jadi faktor kunci
Roderick Purwana, Managing Partner East Ventures yang turut hadir sebagai narasumber, menyampaikan bahwa ekosistem digital yang tengah dimantapkan Smartfren akan berdampak positif bagi para startup. Dia menilai, konektivitas yang kuat jadi faktor penting dalam mendukung ekonomi digital.
“Kalau memang mau ke arah digital, itu harus punya konektivitas yang kuat. Ini sangat penting untuk mendukung ekonomi digital. Apalagi, ke depannya akan banyak aplikasi-aplikasi yang membutuhkan jaringan 5G,” ujarnya.
Perlu diketahui, sebagai perusahaan modal ventura berpengaruh di Asia Tenggara, East Ventures kini telah mengelola asset under management (AUM) lebih dari US$1 miliar dengan jumlah perusahaan portofolio melampaui 200 perusahaan. Roderick pun sempat membeberkan beberapa sektor yang potensial agar ekonomi digital bisa memiliki porsi kontribusi yang lebih besar.
“Sekarang sasaran yang menarik salah satunya adalah enterprise. Sementara dari consumer side juga ada beberapa yang menarik seperti commerce, healthcare, logistic, dan education. Kesempatannya masih sangat besar, kita sangat yakin area-area ini bisa digarap dengan baik,” paparnya.
Dalam acara tersebut, hadir pula Michael Yeoh sebagai perwakilan millennial yang banyak menggunakan teknologi digital. Dia mengungkapkan, pandemi COVID-19 berdampak pada percepatan transformasi digital. Michael pun menilai, generasi millennial saat ini semakin membutuhkan teknologi yang memudahkan segudang aktivitas, salah satunya misalnya melalui digital wallet.
“Sejak era pandemi millennial itu semakin menginginkan semuanya itu serba praktis. Kita berharap ada one stop solution. Kalau dari millennial salah satu yang dibutuhkan itu digital wallet. Menurut saya, kita sangat memerlukan alat pembayaran yang sudah tidak konvensional lagi dan terhubung dengan digital,” katanya.