Visa Intelligent Commerce Perluas Uji Coba di Asia Pasifik Awal 2026

- Visa Intelligent Commerce akan diperluas di Asia Pasifik mulai awal 2026
- Ekspansi ini bertujuan mempercepat transformasi perdagangan berbasis agen AI
- Visa akan meluncurkan uji coba Visa Intelligent Commerce di berbagai negara Asia Pasifik
Jakarta, FORTUNE – Sistem pembayaran global, Visa bakal memperluas inovasi Visa Intelligent Commerce di kawasan Asia Pasifik. Inisiatif ini diprediksi bakal mempercepat transformasi perdagangan berbasis agen Artificial intelligence (AI). Visa berencana meluncurkan uji coba Visa Intelligent Commerce di berbagai negara Asia Pasifik seiring kesiapan regulasi dan ekosistem, yang ditargetkan mulai awal 2026.
Ekspansi ini memperkuat strategi Visa dalam agentic commerce dengan memperkenalkan protokol keamanan baru dan program uji coba yang siap dikembangkan dari kemitraan dan inisiatif sebelumnya.
“Perdagangan agentik sedang mengubah struktur dasar transaksi pembayaran online, yang membutuhkan ekosistem terpadu untuk membuka potensi penuhnya,” kata T.R. Ramachandran, Head of Product and Solutions, Asia Pasifik Visa melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (13/11).
Pemanfaatan AI di situs ritel global naik 85%

Visa Intelligent Commerce adalah rangkaian lengkap Application Programming Interface (API) terintegrasi dan program mitra yang memanfaatkan infrastruktur milik Visa. Solusi ini memungkinkan pembayaran yang aman, transparan, dan berbasis persetujuan oleh agen AI atas nama konsumen.
Dengan fitur seperti tokenisasi, autentikasi, instruksi pembayaran, dan sinyal transaksi, agen AI dapat beroperasi secara transparan dan aman—memberikan kepercayaan penuh kepada konsumen dalam berinteraksi dengan sistem perdagangan berbasis AI.
Selama setahun terakhir, data Adobe Data Insights 2025 mencatat lalu lintas berbasis AI ke situs ritel meningkat lebih dari 85 persen. Pembeli yang menggunakan AI juga menyatakan pengalaman belanja mereka menjadi lebih baik. Kini, Visa terus memperkuat infrastruktur, standar, dan kapabilitasnya untuk mendukung perdagangan berbasis AI, membuka peluang baru bagi konsumen di seluruh Asia Pasifik.
“Dengan Visa Intelligent Commerce dan pilar utamanya, Trusted Agent Protocol, Visa menghubungkan konsumen, agen AI, dan pedagang melalui solusi yang aman dan dapat diskalakan. Ini memastikan setiap interaksi diverifikasi dan transparan, memberdayakan semua pihak dalam transaksi untuk menyambut masa depan ini dengan penuh keyakinan,” kata Ramachandran.
Dalam waktu dekat, agen AI yang terintegrasi dalam platform yang sudah dikenal akan dapat bertransaksi menggunakan 4,8 miliar kredensial Visa di jutaan merchant di seluruh dunia. Artinya, konsumen cukup memberi instruksi kepada agen AI mereka untuk memesan tiket perjalanan atau bioskop, dan seluruh transaksi akan dilakukan secara aman—pengalaman mulus yang didukung oleh jaringan dan sistem perlindungan Visa.


















