Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Proses kerja di pabrik tekstil. Shutterstock/AdaCo

Jakarta, FORTUNE – Industri padat karya atau menggunakan banyak tenaga kerja masih dalam posisi waspada karena lemahnya permintaan dari negara ekspor. Dampakya adalah peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK) para karyawannya.

Dalam pada itu, Associate Director Industrial & Logistics Services Colliers Indonesia, Freddy Hidayat, perusahaan garmen dari Vietnam akan merelokasi pabriknya ke Indonesia. Alasannya, sejumlah rekanan menganggap negera tersebut tidak lagi kompetitif dalam hal pengupahan dan bahan baku.

“Dari segi harga bahan baku dan gaji di Indonesia masih cukup kompetitif, apalagi di Indonesia sedang mengembangkan kawasan baru di Batang [Jawa Tengah],” katanya dalam konferensi pers yang berlangsung Rabu (4/1).

Relokasi tersebut kemungkinan besar bakal cukup menekan angka PHK di Tanah Air yang tengah melanda industri ini.

Freddy mengatakan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang bakal menarik pelaku industri garmen karena akan menawarkan banyak insentif. Namun, dia tidak membeberkan perusahaan yang dia maksud. “Saya belum bisa bilang karena ini semua masih di-plan mereka,” ujarnya.

Ada perusahaan asal Korea Selatan

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan ada perusahaan Korea Selatan berencana memindahkan pabriknya dari Vietnam ke Jawa Tengah. Saat itu dia menyebut 97 perusahaan akan memindahkan pabriknya.

“Salah satunya PT Hwaseung dari Korsel. Selama ini mereka menjalin kerja sama untuk memproduksi sepatu olahraga. Saat ini mereka relokasi di Kabupaten Pati, dan mampu menampung 15.000 pekerja," kata dia dalam Instagram pribadinya, Minggu (11/12).

Kondisi industri garmen Vietnam berdarah-darah

Editorial Team

Tonton lebih seru di