Komunitas Pecinta Mercedes Benz Sambut Tipe Baru yang Dirakit di RI

Fachri mengatakan,  AMG Club Indonesia terus mendukung pengembangan bisnis Mercedes Benz Indonesia, khususnya pada varian-varian AMG. MBDI pun kerap memberi privilledge exclusive preview pada member-member komunitas Mercedes Benz, seperti AMG Club Indonesia.

“Sebelum diluncurkan (mobil baru), dikasih ke kita dulu,” katanya.

Hadirnya Komunitas pecinta otomotif seperti AMG Club Indonesia turut mendukung penjualan mobil-mobil Mercedes segmen hobi dan performa, terutama dari segi harga. Pada transaksi jual-beli mobil bekas misalnya, komunitas akan membuat pasar Mercedes Benz-AMG terus bergairah dan menjaga harga agar tak terlalu jatuh di pasaran.

“Kenyataannya di AMG ada beberapa mobil yang harganya second-nya malah naik. Ada yang tipe C 63 black series misalnya, kita ngomong 2019 harganya Rp2,9 miliar, sekarang udah Rp4 miliar, second. Ada yang namanya SLS, dulu harganya Rp4,5 miliar, sempat Rp2,9 miliar, tapi sekarnag udah Rp8 miliar orang jual,” ujar Fachri.

Fachri megatakan bahwa salah satu faktor yang membuat harga sebuah varian mobil seperti AMG harganya cukup baik, bahkan bisa dijadikan sebagai investasi adalah nilai sejarah. 

“Ada history-nya. Apalagi AMG ini akan beberapa tahun ke belakang jadi safety car di ajang Formula-1, ini jadi cerita khusus. Jadi, kalau mobil ada story-nya itu punya nilai lebih dibanding spesifikasi,” katanya.

Dalam ajang Formula-1, menurut Fachri, Mercedes Benz adalah salah satu jenama yang konsisten dalam kesiapan mental juara. “Mereka siap jadi juara dan kami pun bangga, karena kami punya kecintaan terhadap brand ini,” ucapnya.

Dalam momentum HUT RI ke-77, Fachri berpendapat bahwa kegiatan seperti ‘Merdeka Drive’ yang diadakan AMG Club Indonesia menunjukkan bahwa kualitas hidup masyarakat Indonesia berangsur pulih dan semakin meningkat. “Kita nggak bisa sangka, dulu sebelum reformasi, belum tentu ada klub mobil bisa bebas mengekspresikan diri. Berarti kan sekarang kita nggak ketinggalan dengan (Klub mobil) di kota-kota metropolitan lainnya, seperti Jepang atau Amerika Serikat,” ucapnya.

AMG Club Indonesia juga disebut tidak memiliki target tertentu. “Kami cuma mau nunjukkin, nggak harus punya jabatan, yang penting punya hobi, bisa kumpul-kumpul mengekspresikan diri,” katanya.