Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

AS Komitmen Reformasi WTO, Indonesia Cermati Dampaknya

Ilustrasi: Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO
Intinya sih...
  • Amerika Serikat berkomitmen mereformasi WTO demi sistem perdagangan global yang lebih adil.
  • AS berfokus pada penerapan tarif resiprokal terhadap mitra dagang, termasuk Tiongkok.
  • Indonesia terus mengupayakan pendekatan diplomatik untuk memahami ekspektasi AS terhadap para mitra dagangnya.

Jakarta, FORTUNE - Amerika Serikat menegaskan komitmennya mereformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai bagian dari upaya mewujudkan sistem perdagangan global yang dinilai lebih adil. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan hal ini seusai mengikuti rangkaian pertemuan G20 dan IMF Spring Meeting di Washington D.C.

Dalam keterangannya yang disiarkan secara virtual pada Jumat (25/4), Sri Mulyani menjelaskan perombakan WTO ini bersandingan dengan langkah AS menerapkan tarif resiprokal terhadap mitra dagang tertentu. Langkah-langkah ini diklaim sebagai bagian dari strategi Amerika untuk mewujudkan sistem perdagangan global yang lebih setara dan tidak berat sebelah, terutama dalam konteks persaingan dengan negara-negara besar.

"Amerika ingin menciptakan tatanan perdagangan yang dianggap lebih adil, termasuk terhadap negara-negara seperti Tiongkok," kata Sri Mulyani. Ia juga mengutip pernyataan AS bahwa mereka akan tetap menjadi anggota, bahkan memimpin lembaga-lembaga internasional guna mendorong agenda nasional mereka sendiri.

Komitmen AS terhadap perombakan arsitektur perdagangan dan keuangan global ini diperkuat dalam beberapa kali pertemuan Sri Mulyani dengan Menteri Keuangan, Scott Bessent, selama di Washington D.C. Dalam diskusi tersebut, pihak AS menegaskan akan tetap berperan aktif, bahkan memimpin, pada berbagai lembaga multilateral krusial seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.

Menyikapi arah kebijakan AS ini, Sri Mulyani menekankan pentingnya Indonesia untuk mencermatinya secara saksama. Dampaknya dinilai dapat menjangkau berbagai kawasan, termasuk Asia Tenggara. Terlebih, dinamika hubungan dagang antara AS dan Tiongkok tetap menjadi isu sentral dalam berbagai forum global.

Untuk memahami lebih mendalam ekspektasi Washington terhadap para mitra dagangnya, termasuk Indonesia, pemerintah Indonesia terus mengintensifkan pendekatan diplomatik melalui berbagai jalur.

"Melalui USTR, Departemen Perdagangan, hingga Kementerian Keuangan AS, kami terus membangun komunikasi agar bisa mendapatkan gambaran lebih lengkap mengenai arah kebijakan dan proses pengambilan keputusan pemerintahan AS," kata Sri Mulyani.

Secara umum, Sri Mulyani menambahkan bahwa pertemuan-pertemuan multilateral semacam G20 dan IMF Spring Meeting menjadi ajang penting bagi negara-negara untuk berforum guna menurunkan ketegangan global, mencapai pemahaman bersama, serta bersama-sama menjaga perekonomian dunia dari risiko pelemahan atau bahkan resesi.


Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us