Banyak Toko Kosongkan Barang saat Demo, Apregindo: Rasa Khawatir Pasti Ada

- Toko-toko kosongkan barang saat terjadi unjuk rasa di kawasan Senayan, Jakarta.
- Ketua Apregindo khawatir penjualan akan terdampak.
- Beberapa mal lain justru mengalami peningkatan penjualan karena dianggap lebih aman.
Jakarta, FORTUNE - Sejumlah gerai fesyen internasional di pusat belanja elite kawasan Senayan, Jakarta, memilih menurunkan barang yang biasa terpampang pada etalase gerainya saat aksi unjuk rasa pada 28–31 Agustus 2025.
Dari video dan gambar yang beredar di media sosial, terlihat Plaza Senayan dan Senayan City menunjukkan beberapa toko tampak kosong, rak-rak barang berlabel internasional dikeluarkan, bahkan sebagian etalase ditutup rapat.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Merek Global Indonesia (Apregindo), Handaka Santosa, mengakui adanya kekhawatiran di kalangan peritel modern pada saat demontrasi. Namun, ia menegaskan langkah pengosongan toko diambil hanya ketika jam operasional telah berakhir.
“Saat toko buka, display tetap seperti biasa. Hanya ketika toko tutup, baru barang-barang dimasukkan,” kata dia saat ditemui di Menara Kadin, Jakarta, Kamis (4/9).
Pada saat demontrasi terjadi, Handaka sempat mengimbau kepada peritel tetap menampilkan produk seperti biasa pada jam buka agar tidak menimbulkan kesan berlebihan di mata konsumen.
“Kekhawatiran itu pasti ada, namanya juga manusia. Tapi kami berusaha menjaga kondisi agar mal tetap buka dan ritel di dalamnya juga beroperasi normal,” ujarnya.
Dampak ke penjualan
Meski ritel tetap beroperasi, Handaka mengakui aksi unjuk rasa memberi dampak signifikan terhadap penjualan di beberapa lokasi.
“Khusus di kawasan Senayan, dampak penjualannya cukup tinggi. Saat demo kemarin, sales bisa turun lebih dari 50 persen,” katanya.
Namun, kondisi berbeda terlihat di pusat belanja lain yang jauh dari titik aksi, seperti Pondok Indah Mall, Puri Indah Mall, hingga Mall Kelapa Gading. Menurut Handaka, beberapa mal justru mengalami peningkatan penjualan karena konsumen memilih berbelanja di area yang dianggap lebih aman.
Handaka menekankan bahwa Apregindo tidak mengeluarkan imbauan agar barang-barang toko dikosongkan. Menurutnya, tindakan tersebut justru bisa menimbulkan kepanikan di masyarakat.
“Kalau ada satu toko saja yang mengosongkan barang, publik bisa menganggap situasi lebih berbahaya dari yang sebenarnya. Itu yang kami hindari,” ujarnya.
Dengan situasi yang mulai kondusif, Handaka optimistis penjualan ritel bisa kembali pulih pada September ini.
“Target sales tetap bisa kita kejar. Intinya, khawatir itu pasti ada, tapi kita harus bisa mengelola agar tidak menimbulkan kesan berlebihan,” katanya.