BUSINESS

Garuda Indonesia: Relaksasi Lartas Impor Percepat Reaktivasi Armada

Pengembangan jaringan penerbangan Garuda bisa ditingkatkan.

Garuda Indonesia: Relaksasi Lartas Impor Percepat Reaktivasi ArmadaGaruda Indonesia. (dok. Garuda Indonesia)
02 April 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menganggap relaksasi larangan dan pembatasan (Lartas) Impor suku cadang pesawat bisa mempercepat proses reaktivasi armada.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan bahwa kebijakan relaksasi ini bisa menekan biaya operasional yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk perawatan dan reaktivasi armada. “Mudah-mudahan GMF (PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk) juga akan menurunkan biaya perawatannya ke Garuda Indonesia, jadi kita bisa mengambil manfaat dari regulasi ini,” ujarnya kepada media, Senin (1/4).

GMF merupakan anak perusahaan Garuda Indonesia yang bergerak di sektor disebut bisa menikmati efek positif relaksasi lartas impor suku cadang maintenance, repair, and overhaul (MRO). Dengan mempercepat proses reaktivasi armada, pengembangan jaringan penerbangan bisa ditingkatkan.

Tambah pesawat

Irfan menuturkan, Garuda Indonesia berencana untuk menambah delapan pesawat yang terdiri atas empat narrow body jenis Boeing 737-800NG dan empat wide-body yang terdiri dari jenis Boeing 777-300ER, serta Airbus 330-300 yang akan datang secara bertahap di sepanjang 2024.

Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan tingkat keterisian penumpang, serta mendukung perluasan jaringan penerbangan dalam skala domestik maupun internasional.

Dengan demikian, Irfan berharap perusahaan bisa mengoperasikan 80 pesawat sampai akhir tahun 2024. "Dengan fundamen kinerja yang secara bertahap terus menunjukkan pemulihan yang konsisten termasuk melalui langkah perbaikan ekuitas yang terukur,” ujarnya.

Garuda Indonesiamencatatkan kinerja positif, dengan pertumbuhan pendapatan hingga 40 persen, mencapai US$2,94 miliar atau Rp46,76 triliun (kurs Rp15.904,54 per dolar AS), pada 2023. Angka ini naik dari pendapatan tahun 2022 yang mencapai US$2,1 miliar atau Rp33,40 triliun.

Relaksasi

Sebelumnya, Direktur Impor Kementerian Perdagangan, Arif Sulistiyo mengatakan, relaksasi ini dapat mendukung penurunan harga tiket pesawat, demi meningkatkan minat pariwisata. “Biaya overhaul dan perbaikan pesawat menyumbang sekitar 16,19 persen dari harga tiket pesawat, nomor dua setelah biaya pemakaian bahan bakar avtur yang sekitar sebesar 35,76 persen,” katanya, Selasa (12/3).

Dia mengungkapkan bahwa relaksasi impor hanya berlaku untuk barang suku cadang dan perlengkapan pesawat udara keperluan badan usaha angkutan udara atau organisasi perawatan pesawat udara, yang diimpor sendiri oleh badan usaha angkutan udara atau organisasi perawatan pesawat udara.

Related Topics