BUSINESS

Mengenal Fake Buyer dan Cara Kerjanya di Toko Online

Bisa merusak reputasi toko online di mata konsumen.

Mengenal Fake Buyer dan Cara Kerjanya di Toko OnlineToko online. (Pixabay/justynafaliszek)
13 October 2023
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menyusul penutupan TikTok Shop secara resmi oleh Pemerintah Indonesia pada 4 Oktober 2023, sebuah fenomena yang disebut ‘fake buyer’ dalam praktik perdagangan toko online marak diungkap asejumlah akun media sosial.

Fenomena ini tak lepas adari kisah para penjual di social-commerce yang bisa meraup omzet hingga miliaran rupiah dalam satu momentum live shopping. Banyak warganet menilai penghasilan yang diraup para penjual dalam satu penjualan hingga miliaran rupiah sebagai hal yang tidak wajar.

Belakangan, diketahui bahwa fake buyer menjadi salah satu taktik yang digunakan oleh para penjual online untuk bisa mendominasi pasar perdagangan online. Pelaku fake buyer biasanya akan memberikan penawaran tunai pada produk yang mereka tahu tidak dapat dibeli dan kemudian menghilang tanpa jejak.

Berikut ini, Fortune Indonesia akan mengulas secara lebih jauh tentang apa itu Fake Buyer dan bagaimana fenomena ini bisa terjadi di tengah perdagangan online yang kian marak.

Pengertian

cara mendapatkan uang dari internet adalah dengan menjadi admin online shop
ilustrasi admin online shop (unsplash.com/Sincerely Media)

Mengutip salvo.co.id, fake buyer adalah sebuah strategi untuk meningkatkan penjualan secara terselubung, karena para pemilik toko online menggunakan pembeli palsu untuk memberikan tanggapan yang positif. Hal ini dilakukan untuk menaikkan rating dan juga menarik minat dari para calon pembeli melalui review positif yang senagaja ditulis para fake buyer.

Dari asal katanya, fake buyer berarti pembeli palsu. Artinya, pemilik toko telah menggunakan jasa konsumen palsu untuk membeli produk namun pada kenyataannya produk tidak benar-benar dibeli.

Para fake buyer bertugas untuk menciptakan kesan bahwa ada banyak pembeli yang puas dengan produk atau layanan suatu perusahaan, padahal sebenarnya ulasan dan testimoni yang diberikan adalah palsu atau dibuat oleh akun palsu.

Dengan demikian, reputasi perusahaan yang menjual produk tersebut akan meningkat, seiring naiknya kepercayaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

Cara kerja

Ilustrasi berbelanja via e-commerce. Shutterstock/13_Phunkod

Related Topics