Biografi Bob Sadino dan Kisah Suksesnya, Inspiratif!

- Bob Sadino, sosok pebisnis sukses dengan perjalanan kariernya yang inspiratif dan tidak biasa.
- Berasal dari keluarga mapan, Bob memulai karier dari menjadi karyawan Unilever hingga merintis bisnis telur ayam negeri dan sayur mayur.
- Bob mendirikan perusahaan Kem Chicks, Kem Food, dan Kem Farm serta mengembangkan bisnisnya ke sektor properti dengan proyek The Mansion at Kemang.
Nama besar Bob Sadino sering kali muncul dalam berbagai cerita dan kisah inspiratif, bahkan banyak buku yang mengulas perjalanan hidup dan biografinya. Hal ini tidak mengherankan, mengingat Bob Sadino adalah seorang pebisnis yang mencapai kesuksesan luar biasa melalui jalur yang penuh warna.
Perjalanan kariernya yang tidak biasa menjadi daya tarik tersendiri, menginspirasi banyak orang, terutama mereka yang berminat dalam dunia kewirausahaan.
Bagaimana kisah hidup Bob Sadino yang membuatnya menjadi teladan bagi para pengusaha muda? Berikut biografi Bob Sadino dan kisah-kisahnya yang inspiratif.
Biografi Bob Sadino
Bambang Mustari Sadino atau yang lebih dikenal Bob Sadino adalah anak bungsu dari lima bersaudara yang lahir pada 9 Maret 1933 di Tanjung Karang, Lampung. Ia tumbuh dalam keluarga yang dapat dikatakan cukup makmur, bahkan lebih dari cukup.
Ayahnya bekerja sebagai seorang guru dan kepala sekolah, dengan status pegawai negeri pada masa penjajahan Hindia Belanda. Selama masa remajanya, Bob tumbuh dalam pergaulan yang cukup baik dengan lingkungan yang mendukung perkembangannya.
Pada usia 19, Bob menerima kabar duka yang mengubah hidupnya. Dengan bekal warisan yang diterimanya, Bob yang baru saja menyelesaikan pendidikan SMA memutuskan untuk pergi dan menetap di Belanda.
Selama sembilan tahun di Belanda, Bob menjalani berbagai pekerjaan, salah satunya di Djakarta Lyod. Setelah bekerja keras dan mengumpulkan cukup uang, Bob bertemu dengan Soelami Soejoed yang menjadi kekasihnya pada saat itu. Dengan tekad yang kuat, Bob memutuskan untuk menikahi Soelami dan akhirnya kembali ke Indonesia.
Pendidikan Bob Sadino
Dengan latar belakang orang tuanya yang mapan, Bob Sadino tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh pendidikan yang layak dari SD hingga SMA. Bob menempuh pendidikan SD di Yogyakarta, lalu melanjutkan ke SMP dan SMA di Jakarta.
Setelah lulus SMA, Bob sempat bekerja di PT Unilever selama beberapa bulan. Namun, ia memutuskan berhenti dan mengikuti temannya untuk mendaftar kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Namun, pendidikan tinggi yang ia jalani tidak diselesaikan karena Bob memilih untuk fokus bekerja dan meninggalkan bangku kuliah. Secara teknis, pebisnis sukses ini tidak pernah menyelesaikan pendidikan sarjana.
Perjalanan karier Bob Sadino

Setelah meninggalkan bangku kuliah, Bob Sadino memulai perjalanan kariernya dari awal. Berikut beberapa pekerjaan dan usaha yang pernah dijalani Bob Sadino:
1. Karyawan Unilever
Setelah berhenti kuliah, Bob bekerja di PT Unilever hingga 1955. Pada masa ini, ia juga menerima warisan dari ayahnya yang cukup besar. Bob memutuskan untuk menggunakan sebagian dari harta tersebut untuk berkeliling dunia.
2. Pelayaran Djakarta Lloyd Amsterdam
Setelah perjalanan keliling dunia, Bob berhenti dari Unilever dan tinggal di Belanda selama sembilan tahun. Di sana, ia bekerja di perusahaan pelayaran Djakarta Lloyd yang berlokasi di Amsterdam, hingga akhirnya bekerja di Jerman.
Di Belanda, Bob juga bertemu dengan Soelami Soejoed yang kemudian menjadi istrinya. Mereka sempat tinggal bersama di negara tersebut selama beberapa tahun.
3. Usaha sewa mobil
Pada 1967, Bob kembali ke Indonesia dan memutuskan untuk membuka usaha sewa mobil setelah membeli dua mobil Mercedes. Ia menjadi sopir untuk usahanya, tetapi usaha tersebut terhenti setelah mengalami kecelakaan yang merusak mobilnya. Karena itu, ia terpaksa mencari pekerjaan lain.
4. Kuli bangunan
Tak disangka, Bob Sadino yang berasal dari keluarga berkecukupan ini sempat bekerja sebagai kuli bangunan. Hal ini terjadi karena ia tidak memiliki cukup modal untuk memperbaiki mobilnya setelah kecelakaan. Ia sadar bahwa perlu uang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, sehingga ia melanjutkan pekerjaan apa pun yang bisa dilakukan.
Diketahui, saat itu Bob tidak memiliki dana darurat. Dengan bekerja sebagai kuli bangunan, ia hanya bisa memperoleh penghasilan sebesar Rp100. Harga pangan yang terus melonjak membuat Bob kesulitan untuk bertahan hidup.
5. Merintis bisnis telur ayam negeri
Tekanan hidup dan pendapatan yang rendah sebagai kuli bangunan membuat Bob Sadino sempat merasa tertekan hingga seorang teman menyarankannya untuk beternak ayam. Dari sini, ia mulai melihat peluang bisnis dengan memelihara ayam. Mengingat ukuran telur ayam lokal lebih kecil dibandingkan dengan telur ayam dari luar negeri.
Dengan modal terbatas, Bob meminta temannya, Sri Mulyono, untuk mengirimkan 50 ayam broiler dari Belanda. Bob belajar beternak ayam melalui majalah peternakan berbahasa Belanda dan berhasil menjual telurnya kepada tetangga, terutama ekspatriat dan orang asing. Ia akhirnya sukses menghasilkan penjualan telur hingga puluhan kilogram.
6. Bisnis sayur mayur
Setelah sukses dengan bisnis telur ayam, Bob Sadino melihat peluang untuk memperkenalkan sayuran dan buah-buahan luar negeri yang belum tersedia di Indonesia. Ia memperkenalkan brokoli, melon, dan jagung manis, serta memperkenalkan sistem hidroponik untuk berkebun di Indonesia.
7. Mendirikan perusahaan
Pada 1970, Bob mendirikan perusahaannya sendiri bernama Kem Chicks, sebuah supermarket yang menjual berbagai produk pangan impor di Jakarta.
Di sektor makanan olahan, Bob mendirikan Kem Food, supermarket yang khusus menjual produk olahan daging dan sosis. Selain itu, Bob juga mendirikan Kem Farm, supermarket yang fokus pada penjualan sayuran.
Salah satu tujuan utama Bob mendirikan Kem Farm adalah untuk menjalin kerja sama dengan para petani lokal. Menariknya, Bob juga yang pertama kali memperkenalkan sistem tanam hidroponik di Indonesia dengan produk unggulan seperti lobak, ubi, dan terong.
Setelah berhasil di bisnis telur ayam dan sayur mayur, Bob mengembangkan bisnisnya ke sektor properti. Pada 1985, ia bekerja sama dengan Agung Sedayu Group untuk mendirikan proyek The Mansion at Kemang yang meliputi pusat perbelanjaan, apartemen, dan perkantoran.
Bob mengatakan bahwa salah satu kunci keberhasilan dalam berbisnis adalah dengan selalu menerima dan mendengarkan keluhan serta masukan dari pelanggan untuk perbaikan.
Selain itu, Bob menekankan bahwa agar sukses dalam berwirausaha, kuncinya adalah dengan terjun langsung ke lapangan.
"Kelemahan banyak orang adalah terlalu lama mengambil action karena mereka berpikir mengenai konsep dan hal lainnya.”
Demikianlah biografi Bob Sadino dan kisah-kisahnya yang inspiratif serta bisa menjadi pelajaran bagi para pengusaha muda. Semoga bermanfaat!