BUSINESS

Spotify Izinkan 6.500 Karyawannya WFA, Tingkat Turnover Turun

WFA meningkatkan kreativitas, inovasi, kolaborasi karyawan.

Spotify Izinkan 6.500 Karyawannya WFA, Tingkat Turnover TurunIlustrasi WFA. Shutterstock/Kaspars Grinvalds

by Desy Yuliastuti

07 September 2022

Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pada Februari 2021, Spotify mengumumkan model kerja barunya yang disebut “Work From Anywhere”. Kebijakan tersebut memungkinkan karyawan menentukan sendiri lokasi kerja yang dianggap paling sesuai bagi mereka, baik itu di kantor atau di rumah. Perusahaan asal Swedia itu juga mengizinkan karyawan untuk menentukan sendiri negara mana yang menjadi lokasi mereka bekerja.

Penyedia layanan streaming audio ini pun mengubah cara menetapkan batas gaji. Perusahaan mengkalibrasinya berdasarkan negara, bukan kota atau wilayah—manfaat yang pasti diapresiasi oleh karyawan, sekitar 6 persen di antaranya pindah lokasi kerja setelah penerapan kebijakan tersebut.

Lebih dari setahun kemudian, Spotify mengatakan, kebijakan itu membuat perusahaan mengalami turnover lebih rendah dibandingkan dengan tingkat pra-pandemi dan peningkatan representasi yang beragam. Dampak ini meluas hingga cabang di luar New York dan California. Tercatat Spotify memiliki 42 kantor cabang di negara bagian AS. Di Eropa, platform membuka kantor di beberapa negara, termasuk Jerman, Spanyol, dan Belanda.

Spotify menghargai perubahan ini atas inisiatif headquarters. Tercatat turnover di perusahaan itu 15 persen lebih rendah pada kuartal kedua 2022 dibandingkan dengan kuartal yang sama pada 2019. Terlebih lagi, fleksibilitas lokasi kerja telah membantu perusahaan memenuhi tujuan Diversity, Equity and Inclusion (DEI)–dengan sekitar setengah dari karyawan baru berasal dari lokasi di luar hub utama Spotify di New York City dan Los Angeles.

Fleksibilitas lokasi kerja mempengaruhi produktivitas

Ilustrasi Spotify. Shutterstock/Fabio PrincipeIlustrasi Spotify. Shutterstock/Fabio Principe

Kepala Sumber Daya Manusia Spotify, Katrina Berg menyampaikan bahwa fleksibilitas mempengaruhi Spotifier, sebab mereka dapat berpikir dan berkreasi dalam kondisi terbaik di tempat yang dipilih sendiri.

“Orang-orang menginginkan fleksibilitas dan kebebasan itu,” katanya kepada Fortune.com, dikutip Rabu (7/9).

Berg dan timnya telah menghabiskan tahun lalu untuk melacak bagaimana model kerja baru memengaruhi kreativitas, kolaborasi, dan produktivitas, dan kemudian diukur dengan kualitas dan kecepatan proyek yang diselesaikan.

Inisiatif Work from Anywhere Spotify ini disusun sebelum pandemi. Pada awal tahun 2020, tim kepemimpinan Spotify berkumpul di New York City dan menetapkan tujuan untuk menjadi perusahaan yang terdistribusi sepenuhnya pada tahun 2025.

Sebelum kebijakan tersebut diluncurkan, Spotify membuat dokumen frequently asked questions (FAQ) yang lengkap dan menggunakannya sebagai kerangka kerja untuk perencanaan internal, dimulai dengan pertanyaan paling penting yang mungkin ingin dijawab oleh karyawan. Tim HR kemudian membuat buku pedoman sekitar 40 halaman untuk peluncuran Work From Anywhere, dan kemudian merilis dokumen Q&A yang diperkecil untuk karyawan.

WFA meningkatkan kesempatan mendapat talent pool

Ilustrasi talent pool. Shutterstock/LeoWolfert