BUSINESS

Survei: 1 dari 20 Orang Pengusaha Tutup Bisnis Pascacerai

Keseimbangan hidup dan bisnis jadi tantangan.

Survei: 1 dari 20 Orang Pengusaha Tutup Bisnis PascaceraiIlustrasi perceraian/Dok. pixabay/stevepb
20 February 2024
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Dalam perjalanan mengembangkan Bisnis, tidak jarang para wirausahawan menemui kenyataan pahit bahwa kehidupan pribadi sering kali menjadi korban. Sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh Clarify Capital, lembaga pemberi pinjaman kepada pemilik usaha kecil, mengungkapkan bahwa ketika hubungan romantis berada di ujung tanduk, tak hanya masalah emosional yang muncul. Para pemilik bisnis dihadapkan pada risiko kemunduran profesional dan finansial yang dapat menghancurkan fondasi yang mereka bangun dengan susah payah.

melansir Fortune.com pada Selasa (20/2), survei ini menyiratkan bahwa keseimbangan antara hidup pribadi dan karier menjadi tantangan utama bagi para wirausahawan. Kesibukan dalam bisnis membuat mereka sering kali mereka melupakan pentingnya menjaga hubungan romantis yang stabil. Bagi sebagian dari mereka, konsekuensi dari kegagalan menjaga keseimbangan ini ternyata jauh lebih besar daripada sekadar masalah pribadi. Mereka dihadapkan pada risiko melibatkan diri dalam kemunduran profesional dan masalah finansial yang dapat merugikan bisnis mereka.

Survei Clarify Capital mengungkapkan bagaimana dinamika hubungan romantis dapat berdampak pada kesuksesan dan keberlanjutan bisnis para wirausahawan. Dari survei dapat dipahami bahwa betapa pentingnya menciptakan keseimbangan yang sehat antara kehidupan pribadi dan profesional dalam menghadapi tantangan dunia wirausaha. 

Tekanan finansial dan perceraian bikin bisnis berantakan

Sebanyak 57 persen pemilik bisnis yang mengalami perceraian mengatakan perusahaan mereka mengalami kerugian finansial, dan 70 persen tidak dapat fokus pada pekerjaan mereka dengan cara yang sama. 

Tiga dari lima pemilik usaha melaporkan penurunan kesejahteraan mental dan motivasi di tempat kerja, dan 35 persen pemilik harus bergantung pada bantuan dari luar, seperti keluarga dan teman, untuk menjaga bisnis mereka tetap bertahan. Clarify Capital melaporkan, selama proses perceraian, pemilik rumah menghadapi penurunan pendapatan rata-rata sebesar US$4.000 per bulan. 

Selain kerugian yang harus ditanggung oleh bisnis itu sendiri, perceraian juga memiliki konsekuensi finansial yang signifikan. Biaya yang dikeluarkan mencapai kisaran antara US$20.000 hingga US$40.000 bagi setiap pasangan yang bercerai. Inilah yang jadi pengamatan Laura Wasser, seorang pengacara hukum keluarga di firma Wasser, Cooperman & Mandles di Los Angeles, dan kepala evolusi perceraian di Divorce.com.

"Sebagian besar dari dana tersebut seringkali dialokasikan untuk persiapan uji coba yang pada akhirnya tidak pernah terjadi," kata Laura Wasser kepada Fortune.

25% pengusaha tak puas dengan keseimbangan hidup

Terlihat jelas dari survei terhadap 1.000 orang Amerika, yang merupakan pemilik bisnis atau pernah berkencan dengan mereka, bahwa wirausahawan sedang berjuang untuk mempertahankan hubungan yang sehat. Hampir separuh Pengusaha yang disurvei mengatakan mereka memiliki “kehidupan romantis yang buruk.” 

Mereka yang memiliki perusahaan sukses juga tidak mendapatkan hasil yang lebih baik—25 persen juga menilai kehidupan romantis mereka “buruk.”

Karena tumpukan tugas dan pertemuan larut malam, pemilik bisnis mengatakan alasan utama kehidupan cinta yang buruk adalah kurangnya waktu berkualitas dengan pasangannya. Pada saat yang sama, mereka 64 persen lebih cenderung memprioritaskan kesuksesan bisnis dibandingkan pasangannya. 

Survei juga mengungkapkan, lebih dari 25 persen pemilik bisnis tidak puas dengan keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan mereka

Related Topics