Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
For
You

Dibayangi Faktor Makro, Laba Prodia (PRDA) Turun 41% pada 9M-2025

Ilustrasi - Prodia Denpasar (Lobby).png
Prodia Denpasar. (Dok. Prodia)

Jakarta, FORTUNE - Saham PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) melemah 1,15 persen seiring dengan kinerja yang terkoreksi pada periode 9 bulan pertama 2025.

Dikutip dari IDX Mobile, saham PRDA ditutup di harga Rp2.570 pada akhir perdagangan Jumat (31/10), setelah pengumuman kinerja perseroan. Laba PRDA tergerus 41,07 persen (YoY) dari Rp194,39 miliar menjadi Rp114,56 miliar pada periode Januari-September 2025.

"Kondisi ekonomi yang dipengaruhi oleh inflasi dan fluktuasi nilai rupiah turut menekan daya beli dan meningkatkan biaya operasional," kata Direktur Utama Prodia, Dewi Muliaty dalam keterangan resmi, Jumat (31/10).

Beban pokok pendapatan perseroan memang naik 5,4 persen (YoY) dari Rp638 miliar menjadi Rp673 miliar. Namun demikian, aset kas operasional perseroan masih positif untuk menopang kebutuhan modal kerja dan belanja modal guna mendukung ekspansi jaringan layanan.

Sebagai konteks, selain laba bersih, pendapatan PRDA juga menurun 1,12 persen (YoY) menjadi Rp1,58 triliun pada periode tersebut. Segmen esoterik dan non-laboratorium membukukan pendapatan masing-masing senilai Rp380 miliar dan Rp117 miliar.

Direktur Keuangan Prodia, Liana Kuswandi, mengatakan, perseroan memperkuat manajemen kas, meningkatkan efisiensi di berbagai lini, serta menjaga likuiditas dan struktur permodalan. Hingga akhir 2025, Prodia akan berfokus menyeimbangkan pertumbuhan bisnis dan manajemen risiko.

"Kami juga terus meninjau portofolio investasi dan alokasi belanja modal agar sejalan dengan arah strategi jangka menengah dan panjang," kata Liana.

Ke depannya, Prodia menyebutkan sejumlah sentimen positif yang dapat menyokong pemulihan kinerja pada akhir 2025 dan 2026. Itu termasuk indikator makro dan kebijakan pemerintah, seperti rencana alokasi RAPBN 2026 sebesar Rp114 triliun untuk sektor kesehatan.

Untuk itu, perseroan akan berfokus pada strategi pengembangan layanan, baik melalui klinik maupun digital melalui U by Prodia, penerapan cost efficiency measurement, perluasan kerja sama strategis lintas regional, pembukaan cabang baru, serta penguatan inovasi dan kapabilitas internal untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan.

Hingga akhir September 2025, Prodia telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 384 outlet di 80 kota, 112 kabupaten, dan 34 provinsi secara nasional.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pingit Aria
EditorPingit Aria
Follow Us

Latest in Business

See More

Dibayangi Faktor Makro, Laba Prodia (PRDA) Turun 41% pada 9M-2025

31 Okt 2025, 19:47 WIBBusiness