Dorong Pemulihan Bisnis, Starbucks Tunjuk CFO Baru

Jakarta, FORTUNE - Starbucks mengumumkan penunjukan Chief Financial Officer (CFO) baru pada Selasa (4/3) sebagai bagian dari strategi pemulihan perusahaan. Cathy Smith, yang sebelumnya menjabat sebagai CFO Nordstrom sejak 2023, akan bergabung dengan Starbucks dalam waktu satu bulan.
Ketua dan CEO Starbucks, Brian Niccol, menyampaikan dalam surat kepada karyawan bahwa Smith memiliki rekam jejak yang kuat dalam industri ritel. "Smith membawa pengalaman luas di sektor ritel, operasi global, dan pemulihan korporasi," ujarnya, melansir The Associated Press, Rabu (5/3). Sebelum di Nordstrom, Smith pernah menjabat sebagai CFO di Target dan Walmart International.
Smith akan menggantikan Rachel Ruggeri, yang akan meninggalkan perusahaan. Namun, Ruggeri akan tetap berada di Starbucks untuk sementara guna membantu transisi kepemimpinan.
"Selama hampir 20 tahun di Starbucks, Rachel telah memegang banyak peran penting, selalu memimpin dengan integritas, fokus pada hasil, dan keyakinan kuat akan pentingnya budaya perusahaan kami," tulis Niccol.
Penyesuaian kebijakan
Penunjukan ini menjadi bagian dari langkah besar Niccol untuk membalikkan tren penjualan Starbucks yang lesu. Ia berupaya mempercepat waktu layanan, menyederhanakan menu, dan mengembalikan nuansa kedai kopi komunitas di gerai-gerai Starbucks.
Selain perubahan kepemimpinan, Starbucks juga melakukan penyesuaian kebijakan. Pada Januari, perusahaan membatalkan kebijakan pintu terbuka, yang kini mengharuskan pelanggan melakukan pembelian sebelum dapat duduk atau menggunakan toilet di gerai.
Niccol, yang bergabung dengan Starbucks pada musim gugur lalu, juga tengah merombak jajaran eksekutif guna meningkatkan efisiensi pengambilan keputusan dan akuntabilitas kepemimpinan. Pada Januari, presiden divisi Starbucks Amerika Utara mengundurkan diri setelah posisinya dibagi menjadi dua peran: satu untuk mengelola gerai yang sudah ada dan satu lagi untuk pengembangan gerai baru.
Sebagai bagian dari restrukturisasi lebih lanjut, Starbucks mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja terhadap 1.100 karyawan korporat secara global pada akhir bulan lalu.