Rambah Bisnis Kontraktor Pertambangan, TMU Dirikan Anak Usaha
TMU catat rata-rata pertumbuhan tahunan 60%.

Jakarta, FORTUNE - PT Tectona Mitra Utama (TMU), perusahaan penyedia solusi terintegrasi di bidang engineering, procurement & construction (EPC) di Indonesia melanjutkan ekspansi ke bisnis Pertambangan. Tahun ini perusahaan akan menambah lini bisnis baru, yaitu Tectona Baratama Energi, yang berfokus sebagai kontraktor pertambangan.
"Langkah ini memperkuat komitmen kami dalam berkontribusi pada pengembangan dan pemanfaatan sumber energi di Indonesia, sejalan dengan visi perusahaan untuk mendukung pertumbuhan sektor industri nasional," kata Chief Executive Officer TMU, Septri Welly Eka Putra dalam keterangan dikutip Rabu (5/2).
Hingga 2023, TMU mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan signifikan dengan rata-rata pertumbuhan tahunan lebih dari 60 persen. TMU telah menyelesaikan lebih dari 150 proyek berskala nasional hingga Asia Tenggara, termasuk proyek-proyek dari PT Pamapersada Nusantara, yang merupakan anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR), Berau Coal dan GE Lighting.
TMU juga dipercaya dalam menangani proyek-proyek di area terpencil melalui penyediaan solusi terintegrasi mulai dari perencanaan, evaluasi desain hingga implementasi proyek secara efektif dan efisien.
Perusahaan yang didirikan sejak 2018 ini telah mengimplementasikan inovasi dalam solusi EPC, memperkuat posisinya di sektor pertambangan, minyak dan gas, dan manufaktur. "Kami menjadi mitra strategis sektor industri dalam memastikan kepatuhan terhadap pemenuhan Good Mining Practice yang ditetapkan Kementerian ESDM, serta standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), keselamatan operasional pertambangan, serta konservasi sumber daya," kata Welly.
Inovasi Teknologi
Welly mengatakan, TMU terus berinvestasi pada teknologi terkini untuk menghadirkan solusi EPC yang andal, efisien, dan berkelanjutan. Pada aspek geoteknik, TMU telah mengadopsi perangkat lunak canggih seperti teknologi analisis canggih dengan pemodelan berbasis 3D modeling.
Teknologi ini memungkinkan visualisasi dan analisis yang lebih akurat guna mendukung perencanaan dan pengambilan keputusan yang tepat.
Dalam proses penggambaran dan drafting, TMU memanfaatkan teknologi Building Information Modeling (BIM) sebagai orkestrator yang mengkoordinasikan berbagai disiplin, termasuk arsitektur, sipil, dan mekanikal. Pendekatan ini memungkinkan minimalisasi potensi kesalahan dalam perencanaan, meningkatkan produktivitas desain hingga 30 persen, mengurangi risiko human error hingga 10 persen, serta secara signifikan meningkatkan akurasi hasil analisis.
Sanjeev Ratan, Chief Operating Officer TMU, menyatakan, komitmen TMU terhadap pengembangan teknologi turut dibarengi dengan investasi yang berkelanjutan dalam pengembangan sumber daya manusia.
"TMU mengalokasikan 40 persen anggaran operasional tahunan untuk program pelatihan dan pengembangan di setiap divisi, yang meliputi peningkatan keterampilan dalam penggunaan software BIM, IoT, dan teknologi berbasis data, termasuk juga pengembangan kemampuan softskill untuk mendukung pekerjaan mereka," ujarnya.
Selain itu, TMU juga mendorong karyawan untuk memperoleh sertifikasi profesional di bidang teknologi, manajemen proyek, dan HSE guna mendukung operasional yang lebih efisien dan aman.
TMU mendukung penggunaan konten lokal, di mana seluruh tenaga kerja adalah profesional Indonesia, dan produk yang digunakan berasal dari produksi dalam negeri. Strategi ini tidak hanya memperkuat industri nasional, tetapi juga meningkatkan kemampuan perusahaan dalam bersaing di tingkat global dan memenuhi standar internasional.