BUSINESS

Dampak Harga Baru Bara Naik, Laba PTBA Melesat 355% di Kuartal I 2022

Pendapatan usaha PTBA tembus Rp 8,21 triliun atau naik 105%.

Dampak Harga Baru Bara Naik, Laba PTBA Melesat 355% di Kuartal I 2022Ilustrasi tambang batu bara. (Pixabay/stafichukanatoly)
by
20 May 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten pertambangan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berhasil membukukan kinerja solid sepanjang kuartal pertama 2022. Perusahaan batu bara yang berbasis di Sumatra Selatan ini membukukan pendapatan usaha senilai Rp 8,21 triliun, naik 105 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,99 triliun.

Lonjakan pendapatan turut mengerek laba bersih PTBA. Perusahaan membukukan laba bersih Rp2,28 triliun atau melesat 355 persen dari realisasi laba bersih pada periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp500,52 miliar.

“Pencapaian gemilang ini didukung kinerja operasional yang solid di sepanjang triwulan pertama. Mengedepankan cost leadership di setiap lini, PTBA menerapkan efisiensi berkelanjutan secara optimal,” kata Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, Apollonius Andwie dalam keterangannya, Jumat (20/5).

Kenaikan kinerja ini tidak terlepas dari kenaikan produksi dan penjualan. Dari sisi produksi, PTBA mencatatkan angka produksi 6,34 juta ton atau naik 40 persen. Sedangkan volume penjualan juga naik 18 persen menjadi 6,97 juta ton diikuti volume pengangkutan batubara meningkat 16 persen menjadi 6,17 juta ton.

Alhasil, perusahaan menargetkan produksi batubara sebesar 36,41 juta ton dan target angkutan sebanyak 31,50 juta ton untuk tahun  2022. Sedangkan volume penjualan batubara ditargetkan mencapai 37,10 juta ton.

Pengembangan gasifikasi batu bara

Selain meraup keuntungan, PTBA juga terus mengejar proyek prioritas. Salah satunya pengembangan gasifikasi batu bara. Terbitnya Perpres 109 tahun 2020 yang ditandatangani pada 17 November 2020 oleh Presiden Joko Widodo menjadikan dua proyek PTBA masuk menjadi PSN (Proyek Strategis Nasional), di antaranya Hilirisasi Gasifikasi Batu Bara di Tanjung Enim dan Kawasan Industri-Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) -Tanjung Enim.

PTBA, Pertamina, dan Air Products & Chemicals Inc (APCI) telah menggelar groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) pada 24 Januari 2022 di Kawasan Industri Tanjunp Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Kegiatan ini dihadiri dan diresmikan langsung oleh Jokowi.

PSN ini akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun, dengan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar USD 2,3 miliar atau setara Rp 32,9 triliun. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DOE per tahun untuk mengurangi impor LPG sebesar 1 juta ton per tahun.

Ekspansi Pembangkit

PLTU Mulut Tambang SumseI-8 berkapasitas 2x62O MW merupakan proyek strategis PTBA dengan nilai mencapai USD 1,68 miliar. PLTU ini merupakan bagian dari proyek 35 ribu MW dan dibangun oleh PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP).

PT HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd. Progres pembangunan proyek PLTU yang nantinya membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun ini telah mencapai penyelesaian konstruksi sebesar 96,57 persen. Pembangkit listrik ini diharapkan bisa beroperasi penuh secara komersial pada tahun 2022 ini.

PLTU Sumsel 8 memanfaatkan teknolopi PLTU ramah lingkungan supercritical. PLTU juga menerapkan teknologi flue gas desulfurization (FGD) yanp berfungsi meminimalisasi sulfur dioksida (SO2) dari emisi pas buang PLTU.

Related Topics