Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Filosofi Bebek yang Menjadi Fondasi Kepemimpinan di Prodia

Andi Wijaya, Founder dan Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada Tbk. (Dok. Fortune Indonesia)
Intinya sih...
  • Andi Wijaya, Founder PT Prodia, mengambil filosofi kepemimpinan dari pengalaman menggembala bebek kala usianya 11.
  • Bebek dianggap disiplin, memiliki solidaritas tinggi, dan kepemimpinan dinamis.
  • Prodia terus berinovasi dalam layanan kesehatan dengan lebih dari 1.000 jenis pemeriksaan laboratorium dan 276 pusat layanan di 34 provinsi.

Jakarta, FORTUNE - Bagi sebagian orang, bebek mungkin hanya unggas biasa. Namun, bagi Andi Wijaya, Founder dan Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada Tbk, hewan yang sering bergerombol ini memiliki filosofi kepemimpinan yang kuat dan telah menginspirasi perjalanan bisnisnya.

Sejak usia 11, Andi telah terbiasa menggembala bebek milik keluarganya. Setiap sore, ia bertugas menggiring 37 bebek ke sawah dan memastikan semuanya kembali ke kandang.

Dari pengalaman tersebut, ia mengamati bebek adalah makhluk yang disiplin, memiliki solidaritas tinggi, dan kepemimpinan yang dinamis.

"Bebek itu bangun pagi dan berbaris menuju sawah tanpa perlu diperintah, dan ketika pulang, mereka sudah tahu arah kandangnya," kata Andi ketika bercerita kepada Fortune Indonesia.

Ia juga mencermati bebek tidak akan pulang jika ada satu anggota yang tertinggal, menunjukkan solidaritas yang erat. Lebih menarik lagi, pemimpin dalam kawanan bebek selalu berganti, menandakan siklus kepemimpinan yang dinamis dan tidak terpusat pada satu individu.

Pelajaran dari bebek ini kemudian Andi terapkan dalam manajemen Prodia. Ia meyakini dalam organisasi yang sehat, setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi pemimpin jika sistem telah berjalan dengan baik. Budaya kekeluargaan dan kesetaraan menjadi fondasi utama perusahaan, dengan hubungan antara atasan dan bawahan lebih bersifat kolegial daripada hierarkis.

Filosofi kepemimpinan yang dinamis juga terlihat dalam regenerasi kepemimpinan di Prodia. Pada 2003, Andi menunjuk Endang Wahjuningtyas Hoyaranda sebagai Direktur Utama, demi menggantikannya. Dewi Muliaty kemudian mengambil alih posisi tersebut dan terus membawa Prodia berkembang dengan inovasi pada bidang layanan kesehatan.

Kini, Prodia terus berinovasi dalam layanan diagnostik kesehatan. Dengan lebih dari 1.000 jenis pemeriksaan laboratorium yang tersedia, perusahaan ini berkomitmen menghadirkan tes kesehatan yang semakin akurat dan relevan. Beberapa inovasi terbaru yang telah dirilis termasuk tes kanker herediter, Prodia Sport Genomics, serta berbagai tes untuk targeted therapy.

Dengan jaringan layanan terbesar di Indonesia, Prodia kini memiliki 276 pusat layanan yang tersebar di 34 provinsi. Keberhasilan ini membuktikan bahwa filosofi bebek yang diterapkan Andi dalam kepemimpinan telah menjadikan Prodia sebagai pemimpin pada industri layanan kesehatan.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us