BUSINESS

Melihat Peluang Taksi Online AirAsia Jika Masuk ke Indonesia

Grab, Gojek hingga Maxim akan jadi pesaing AirAsia Ride.

Melihat Peluang Taksi Online AirAsia Jika Masuk ke IndonesiaShutterstock_CWKImages
31 August 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - AirAsia Ride, layanan taksi online yang baru diluncurkan maskapai penerbangan AirAsia, baru saja mengaspal di Kuala Lumpur dan Lembah Klang, Malaysia. Ke depan, lini bisnis baru AirAsia ini akan dikembangkan ke kota-kota lain termasuk di negara tetangga seperti Indonesia.

Namun, persaingan untuk merebut pasar ride hailing di Indonesia bukan perkara mudah. Pasalnya, sejumlah aplikator transportasi online sudah menguasai pangsa pasar yang cukup besar dengan jutaan mitra di berbagai daerah. Lantas siapa saja pesaing berat AirAsia Ride di bisnis ini jika mereka masuk ke Indonesia? Berikut daftarnya:

Grab

Menjejakkan kaki di pasar Indonesia pada Juni 2014, Grab menjadi perusahaan teknologi transportasi yang mendominasi pangsa pasar berbagi tumpangan di Indonesia. 

Riset yang dilakukan ABI Research yang berpusat di London, Inggris, pada pertengahan 2019 menyebutkan, Grab menguasai 64 persen pangsa pasar sedangkan Gojek, pesaing terdekatnya, memiliki 35,3 persen lainnya.
ABI Research menyebut dominasi pasar ini merupakan buah keberhasilan Grab menjadi aplikasi super yang dapat menangkap volume permintaan masyarakat yang begitu besar selain transportasi, yaitu menyediakan layanan pengiriman barang dan makanan, serta layanan keuangan melalui layanan GrabExpress, GrabFood, GrabFresh, dan GrabFinancial.

Saat riset tersebut dirilis, Grab telah memiliki lima juta mitra yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun belum ada angka pasti berapa tepatnya jumlah mitra layanan Grab Car/Grab Taxi di Indonesia.

Gojek

Perusahaan berbagi tumpangan asal Indonesia ini diketahui memiliki lebih dari 2 juta mitra di seluruh Asia Tenggara. Pada Maret 2019, berdasarkan keterangan Prijono Sugiarto, Direktur Utama Astra yang juga salah satu investor Gojek, total mitra pengemudi perusahaan mencapai 1,8 juta orang. Dari jumlah itu 600 ribu di antaranya adalah pengemudi GoCar dan 1,2 juta orang merupakan pengemudi Goride

Angka tersebut tentu menunjukkan salah satu keberhasilan Gojek merebut pasar berbagi tumpangan di Indonesia. Sebagai catatan, ketika layanan Gojek diluncurkan pada 2010, perusahaan hanya memiliki 20 mitra.

Related Topics