Harga Emas Terus Naik, Hartadinata Bidik Pendapatan Rp27 Triliun

Intinya sih...
Harga emas terus naik, Hartadinata Abadi bidik pendapatan Rp27 triliun hingga akhir tahun.
Direktur Utama Sandra Sunanto mengatakan harga emas masih berpeluang menguat hingga akhir tahun, dengan target kenaikan laba bersih sebesar 35 persen hingga 2025.
Strategi kunci perusahaan termasuk memperkuat positioning sebagai pemain utama dalam ekosistem Bullion Bank di Indonesia, meningkatkan brand image melalui produk berkualitas dan autentik, serta membuka gerai ritel emas di luar Jabodetabek.
Jakarta, FORTUNE - Emiten perhiasan emas, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) membidik pertumbuhan kinerja agresif sepanjang tahun ini. Perusahaan menargetkan pendapatan bisnis tumbuh 47 persen menjadi Rp27 triliun hingga akhir tahun seiring momentum kenaikan harga emas dan logam mulia. Perseroan juga membidik kenaikan laba bersih sebesar 35 persen menjadi Rp600 miliar sepanjang 2025.
Direktur Utama Hartadinata Abadi, Sandra Sunanto mengatakan harga emas masih berpeluang menguat hingga akhir tahun. Berdasarkan riset Goldman Sachs, harga emas global diramal mencapai US$3.800 per troy ounce di akhir 2025.
“Kami melihat tren ini akan terus naik karena volatilitas dan ketidakpastian geopolitik yang masih tinggi,” kata Sandra dalam paparan publik virtual, Kamis (12/6).
Secara historis, harga emas menunjukkan tren pertumbuhan yang konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data harga emas dari World Gold Council, dari 2021 ke 2022, harga emas naik sebesar 9,28 persen secara tahunan (YoY), disusul pertumbuhan 12,45 persen pada periode 2022 ke 2023.
Secara rata-rata, harga emas mengalami pertumbuhan stabil sekitar 10 tahun selama 2021 hingga 2023 — ditopang oleh pemulihan ekonomi pasca-pandemi dan naiknya suku bunga global yang berdampak pada pola permintaan.
Namun, memasuki akhir 2024, harga emas mencatat lonjakan signifikan sebesar 34,63 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Tren ini bahkan terus menguat hingga kuartal pertama 2025, dengan kenaikan tajam sebesar 45,07 persen jika dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Hingga Maret 2025, atau secara year-to-date (YTD), harga emas telah naik sekitar 16 persen. Lonjakan ini mencerminkan meningkatnya minat terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi, kekhawatiran inflasi, dan ketegangan geopolitik global.