Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

IKI Agustus 2025 Ekspansif pada 53,55, Tapi Indeks Produksi Anjlok

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief usai konferensi pers di Jakarta, Kamis (27/6)/Dok. FOrtune IDN/desy y.
Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief usai konferensi pers di Jakarta, Kamis (27/6)/Dok. FOrtune IDN/desy y.
Intinya sih...
  • IKI industri naik ke 53,55 pada Agustus 2025
  • 21 subsektor manufaktur ekspansi, kontribusi terhadap PDB Industri Pengolahan Nonmigas sebesar 95,6 persen
  • IKI berorientasi ekspor mencapai 54,11, sementara IKI domestik meningkat ke 52,64
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, FORTUNE – Kepercayaan pelaku industri manufaktur Indonesia melanjutkan tren ekspansif pada Agustus 2025 dengan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) mencapai 53,55. Angka ini naik 0,66 poin dari bulan sebelumnya dan lebih tinggi 1,15 poin secara tahunan.

Namun, optimisme yang didorong oleh lonjakan pesanan dan persediaan produk ini dibayangi oleh anjloknya indeks produksi. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan penurunan ini dipicu oleh strategi wait and see perusahaan dan isu pasokan gas industri.

“Penguatan IKI bulan ini didukung oleh peningkatan dua dari tiga variabel pembentuknya, yaitu indeks pesanan naik 2,98 poin ke 57,38 dan persediaan produk meningkat 2,05 poin ke 57,04,” ujar Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, di Jakarta, Kamis (28/8).

Sebaliknya, variabel indeks produksi justru melemah signifikan ke posisi 44,84, anjlok 4,15 poin dari level 48,99 pada Juli 2025. Menurut Febri, banyak industri memilih menahan laju produksi, menunda pembelian bahan baku, dan memanfaatkan stok yang ada.

Febri menegaskan, pembatasan pasokan gas pada Agustus menjadi salah satu faktor utama yang menekan produksi. Ia menekankan bahwa kepastian suplai dan harga gas industri, khususnya melalui skema Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), merupakan instrumen vital bagi daya saing nasional.

“Kepastian HGBT yang kompetitif bukan hanya soal biaya produksi, tapi juga memengaruhi keputusan investasi jangka panjang di sektor padat energi,” ujarnya. Ia mencontohkan industri oleokimia yang setoran pajaknya melonjak enam kali lipat setelah pasokan gas HGBT terpenuhi.

Untuk itu, Kemenperin mengapresiasi langkah cepat Menteri ESDM yang menjamin stabilitas suplai gas.

“Menurut laporan pelaku usaha, pasokan kini stabil dengan harga sesuai regulasi,” kata Febri.

Secara keseluruhan, optimisme industri tetap terjaga. Sebanyak 21 dari 23 subsektor manufaktur tercatat mengalami ekspansi dan menyumbang 95,6 persen terhadap PDB Industri Pengolahan Nonmigas. Subsektor dengan IKI tertinggi adalah Industri Alat Angkutan Lainnya serta Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman.

Sementara itu, dua subsektor yang mengalami kontraksi adalah Industri Barang Logam Bukan Mesin dan Peralatannya, serta Reparasi dan Pemasangan Mesin.

Kepercayaan pelaku usaha juga tecermin dari proyeksi enam bulan ke depan, dengan tingkat optimisme naik dari 67,6 persen menjadi 68,1 persen.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bonardo Maulana
EditorBonardo Maulana
Follow Us