Industri Manufaktur Cina Terus Melemah Hingga Desember 2023

Jakarta, FORTUNE - Aktivitas manufaktur Cina menyusut selama tiga bulan berturut-turut hingga Desember 2023. Pelemahan di luar ekspektasi ini bakal menjauhkan negeri tersebut dari prediksi pemulihan ekonomi domestiknya.
Reuters, Selasa (2/1), mewartakan bahwa pemerintah Cina sebetulnya dalam beberapa bulan terakhir telah merilis serangkaian stimulus untuk menopang pemulihan ekonomi pasca-pandemi. Namun, perekonomian malah cenderung melemah karena ditekan oleh sentimen negatif, seperti kemerosotan sektor properti, risiko utang pemerintah daerah, dan menurunnya permintaan global.
Negara dengan ekonomi terbesar kedua ini gagal untuk meraih momentumnya demi mencapai pemulihan.
Berdasarkan pada survei industri Minggu (31/12), Purchasing Manager’s Index (PMI) Cina pada Desember 2023 mencapai level 49,0. Padahal pada bulan sebelumnya masih tercatat 49,4. Dengan raihan tersebut, sektor manufaktur Cina memang berada pada zona kontraksi.
Ekonom Hwabao Trust, Nie Wan, mengatakan pemerintah harus mengambil langkah untuk menekan perlambatan ini.
“Kita harus meningkatkan dukungan kebijakan. Jika tidak, tren perlambatan pertumbuhan akan terus berlanjut,” ujarnya.
Dia pun memprediksi bank sentral akan memangkas suku bunga acuannya dalam beberapa pekan mendatang.
“Penurunan harga sangat mempengaruhi keuntungan perusahaan dan selanjutnya mempengaruhi lapangan kerja dan pendapatan masyarakat,” katanya.