BUSINESS

Outlook Logistik: Layanan Pick-Up Diminati, Inovasi Menjadi Kunci

Inovasi pada digitalisasi layanan menjadi prioritas.

Outlook Logistik: Layanan Pick-Up Diminati, Inovasi Menjadi KunciTruk Melayani Pesanan Online, Pembelian, Barang E-Commerce, Barang Dagangan Grosir di Gudang Logistik. Shutterstock/Gorodenkoff
10 February 2022
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Tren belanja daring selama pandemi COVID-19 memberi kesempatan bagi industri logistik, khususnya sektor kurir, untuk berinovasi. Riset Inventure-Alvara Indonesia Industry Outlook: Megashifts of the 25 Hottest Industries in 2022 menyebut peningkatan pengiriman barang membuat pelaku logistik ramai-ramai menyediakan layanan pick-up.

Riset berisi survei terhadap 770 responden di 10 kota besar di Indonesia pada Desember 2021. Studi sama juga dilakukan terhadap 25 industri termasuk logistik.

Dalam kondisi normal baru, yang tercipta karena wabah, masyarakat berjualan maupun berbelanja secara daring. Layanan pengiriman pun menjadi ajang inovasi bagi para pelaku industri logistik. Salah satu pembaruan yang menjadi primadona bagi penjual adalah layanan pick-up atau jasa jemput-antar barang.

Jajak pendapat tersebut menunjukkan 63,6 persen responden lebih memilih jasa kurir yang menyediakan layanan pick-up meski lebih mahal. Survei tersebut juga menemukan 67 persen responden menyatakan lebih nyaman membayar di tempat (cash on delivery/COD) ketimbang melakukannya secara digital di e-commerce. Responden meyakini pembayaran secara COD lebih aman meskipun kurang praktis.

Reaksi industri logistik: inovasi digitalisasi layanan

Vice President Sales Marketing Anteraja, Andri Hidayat, mempertegas hasil riset tersebut. Ia mengatakan layanan pick-up adalah bentuk reaksi industri logistik terhadap pandemi COVID-19. 

Ia juga sepakat soal tingginya permintaan masyarakat terhadap pembayaran secara COD. Menurutnya, industri logistik memungkinkan sistem itu untuk dapat diterapkan.

“Logistik akan terus menjadi bagian dari tren sampai beberapa tahun ke depan. Semoga dapat menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia secara luas. Target coverage-nya sampai ke seluruh Indonesia,” katanya dalam diskusi daring, Rabu (10/2).

SiCepat Ekspres, perusahaan jasa pengiriman, sebelumnya menyatakan targetnya untuk menjadi perusahaan digital melalui inovasi produk dan layanan pada 2022. Demi menopangnya, perseroan merilis super app melalui aplikasi SiCepat Retail.

Menurut Chief Executive Officer (CEO) SiCepat Ekspres, The Kim Hai, ikhtiar digitalisasi juga dibuktikan dengan aksi strategis perseroan. Perusahaan tersebut telah merambah bisnis kecantikan serta makanan dan minuman (mamin). Selain itu, Sicepat Ekspres menambah saham di PT Digital Mediatama Maxima Tbk, perusahaan manajemen konten digital, yang memungkinkan pengembangan jaringan bisnisnya.

Teknologi dan otomasi

Mordo Intelligence, firma intelijen dan penasihat pasar, dalam risetnya juga memperkirakan pasar pengangkutan (freight) dan logistik Indonesia akan tumbuh rata-rata secara tahunan (compounded annual growth rate/CAGR) sebesar 12,77 persen hingga 2027. Sebab, berdasarkan data Mordo Intelligence, pada 2021, pendapatan e-commerce diperkirakan mencapai US$53,8 miliar, meningkat dari hanya US$33,76 miliar pada tahun sebelumnya.

Teknologi menjadi bagian penting bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan menarik pelanggan saat ini. Riset Mordo menunjukkan Pos Indonesia, misalnya, tengah menguji coba robot untuk layanan chatting dengan pelanggan. Lalu, J&T Express juga merilis J&T Cargo yang memungkinkan layanan pengiriman kargo dengan bobot dan volume besar.

Pasar kurir Indonesia kompetisinya diramaikan oleh kehadiran pemain lama seperti JNE Express, Pos Indonesia, dan DHL. Namun, ada pemain penting lainnya di pasar seperti TIKI, Pandu Logistics, Pahala Express, SAP Express, J&T Express.

Ken Research, perusahaan riset pasar, menaksir pasar logistik Indonesia pada 2025 mencapai US$94 miliar atau setara Rp1.344,20 triliun. Pasar sektor tersebut bakal tumbuh seiring meningkatnya persaingan dan otomasi, pembangunan bandara baru, dan operasi logistik di berbagai kota.

Related Topics