Jakarta, FORTUNE - Dua produsen mobil asal China, Weltmeister Motor Technology Group Company Limited (WM Motor) dan Chery Group, dikabarkan akan masuk ke Indonesia dan meramaikan pasar kendaraan listrik tanah air. Kedua perusahaan tersebut akan bersaing dengan produsen lain seperti Toyota, Hyundai hingga BMW.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto mengatakan potensi atau pasar mobil listrik domestik masih cukup besar dan bisa memberikan keuntungan besar bagi produsen.
Namun, ia menekankan bahwa saat ini harga masih menjadi faktor penentu kesuksesan penjualan mobil di Indonesia, baik yang berbahan bakar listrik maupun BBM.
"Yang penting harganya berapa? Daya beli masyarakat Indonesia masih berada pada mobil-mobil dengan harga 300 juta ke bawah," ujarnya kepada Fortune Indonesia, Rabu (8/9).
Ia menjelaskan, pangsa pasar mobil dengan harga Rp300 juta ke bawah berkisar 40 persen dari total penjualan tiap tahun. Jumlah rata-rata tahunan sekitar 400.000 unit.
"Pangsa pasar mobil-mobil LCGC dengan harga kira-kira Rp150 juta, ada di 22 persen, kira-kira 220.000 unit per tahun," jelasnya.
Pemerintah telah memberikan banyak insentif untuk pengembangan mobil listrik seperti diskon Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) serta pengurangan pajak kendaraan dari pemerintah daerah khusus untuk mobil listrik.
Namun, hal tersebut belum cukup. Sebab, harga unit tak berkurang jauh dengan harga jual dari dealer. "Sekarang saja mobil listrik PPnBM-nya nol persen, di Jakarta BBNKB-nya nol, PKB nya nol, harga mobil (listrik) yang paling murah masih di atas Rp500 juta," tuturnya.
Padahal, kata Jongkie, penjualan mobil dengan harga di atas harga Rp500 juta sangat minim terlebih di tengah pandemi Covid-19. "Kalau harganya bisa Rp200-300 juta, ya pasti akan banyak peminatnya. Mobil yang harganya di atas Rp600 juta, penjualan setiap tahun hanya 10.000 unit. 1 persen dari total penjualan," ujarnya.
