PGEO Gandeng Perusahaan Turki Zorlu Enerji Kembangkan Proyek PLTP

Jakarta, FORTUNE - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menggandeng perusahaan energi asal Turki, Zorlu Enerji Elektrik Uretim AS mengembangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Wilayah Izin Panas Bumi milik Zorlu Enerji di negara tersebut. Kerja sama itu diperkuat dengan ditekennya Joint Study Agreement (JSA) antar kedua perusahaan.
JSA tersebut menandakan kerja sama di sektor energi baru dan terbarukan dalam studi bersama proyek panas bumi.
Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) Julfi Hadi mengatakan, PGE terus melihat potensi kerjasama pengembangan panas bumi yang dapat memperkuat arah strategis Indonesia dan Turki melalui kolaborasi tersebut. Hal ini diharapkan mampu mempercepat terwujudnya transisi energi bersih secara global.
Dalam kerja sama ini, kedua pihak dapat memperoleh nilai tambah dengan mempelajari pengelolaan panas bumi dan karakter yang berbeda antara Indonesia dan Turki. Sinergi tersebut juga memungkinkan potensi diversifikasi bisnis hijau (beyond electricity) yang lebih luas, termasuk pemanfaatan produk sampingan panas bumi seperti hidrogen hijau, silika, dan kredit karbon.
“Kerja sama ini diharapkan akan membuka peluang untuk mempercepat transfer teknologi, membangun rantai pasok industri panas bumi yang kokoh di dalam negeri, serta dapat menjadi daya tarik investasi pengembangan energi baru dan terbarukan, khususnya bagi Indonesia,” demikian Julfi dalam keterangannya yang dikutip Senin (14/4).
Kesepakatan kerja sama yang dilakukan PGE dan Zorlu Enerji ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kerja Sama (Memorandum of Cooperation) yang sebelumnya ditandatangani oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Republik Turki saat kunjungan kenegaraan Presiden Erdogan pada 12 Februari 2025, di mana Indonesia dan Turki sepakat saling memperkuat ketahanan energi dari masing-masing negara.
Kerja sama ini menunjukkan komitmen Pemerintah Indonesia untuk menjadikan panas bumi sebagai bagian penting dalam strategi nasional untuk mencapai Net Zero Emission sebelum 2060.
PGE menargetkan peningkatan kapasitas terpasang dari 672 MW menjadi 1 GW dalam dua tahun ke depan, dan 1,7 GW pada tahun 2034. Dari sisi potensi, PYEO juga telah mengidentifikasi cadangan sebesar 3 GW dari 10 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dikelola mandiri.
“JSA dengan Turki ini diharapkan tidak hanya memperkokoh kerja sama strategis antara kedua negara, namun juga dapat membuka peluang kerja sama lainnya bagi PGE. Ini merupakan aksi nyata PGE dalam mengakselerasi pemanfaatan panas bumi secara optimal, sekaligus mendorong pengembangan hilirisasi di sektor energi baru dan terbarukan Indonesia,” katanya.