Profil Danantara Asset Management, Beri Dana ke Garuda

- Danantara Asset Management (DAM) berfungsi sebagai holding perusahaan pelat merah lintas sektor strategis.
- DAM memiliki wewenang melakukan restrukturisasi, merger, hingga penghentian BUMN yang tidak efisien.
- DAM telah aktif mendanai proyek-proyek besar seperti restrukturisasi Garuda Indonesia.
Jakarta, FORTUNE - Profil Danantara Aset Management menarik perhatian publik. Apalagi, setelahPT Danantara Asset Management (DAM) menggulirkan pinjaman pada pemegang saham senilai Rp6,65 triliun kepada PT Garuda Indonesia.
Berada di bawah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), DAM dirancang untuk mendukung pengelolaan aset negara serta mempercepat proyek-proyek strategis nasional. Sebagai bagian dari struktur organisasi BPI Danantara, DAM didirikan bersama PT Danantara Investment Management.
Pembentukannya bertujuan untuk memisahkan antara fungsi pengelolaan BUMN dan kegiatan investasi non-BUMN. Lalu, seperti apa struktur dan bidang usaha Danantara Asset Management? Berikut profilnya!
Apa Itu Danantara Asset Management?
Danantara Asset Management menunjukkan peranannya sebagai perusahaan holding yang bertugas mengelola berbagai anak usaha milik negara di sektor-sektor strategis. Fokus DAM meliputi tata kelola, restrukturisasi, dan pemulihan kinerja BUMN.
DAM berbasis hukum di Indonesia dan beralamat di Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 36–38, Jakarta Selatan. Struktur kepemilikannya terdiri dari BPI Danantara (99%) dan Negara Republik Indonesia (1%).
DAM menangani portofolio luas yang mencakup sektor energi, pertambangan, ketenagalistrikan, industri pertahanan, perbankan, hingga jasa telekomunikasi dan informatika. Selain itu, sektor-sektor seperti pertanian, perikanan, farmasi, perdagangan, transportasi, dan jasa survei juga berada dalam cakupan pengelolaannya.
Menurut Direktur Utama Danantara Asset Management, Dony Oskaria, peran DAM tidak hanya menyuntikkan dana ke BUMN yang bermasalah. DAM juga bertindak sebagai mitra strategis dalam meningkatkan efisiensi, tata kelola, serta memastikan kelayakan operasional perusahaan-perusahaan negara.
Bahkan, jika diperlukan, DAM memiliki wewenang untuk melakukan aksi korporasi seperti merger, akuisisi, hingga penutupan BUMN yang tidak prospektif.
"Kami tidak hanya menyuntik modal, tetapi juga memberikan pendampingan dan pengawasan. Jika ada BUMN yang tidak menunjukkan prospek yang baik, kami juga tak segan menghentikan operasinya," tegas Dony.
Struktur organisasi
DAM dipimpin oleh jajaran profesional dengan pengalaman panjang di sektor publik dan swasta. Berikut susunan pimpinan per Juni 2025:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama: Rabin Indrajad Hattari
Komisaris Independen: Haryo Baskoro Wicaksono
Komisaris Independen: Agus Sugiarto
Komisaris: Bambang Sugeng Rukmono
Direksi
Direktur Utama: Dony Oskaria
Direktur: Febriany Eddy
Direktur: Agus Dwi Handaya
Direktur: Setyanto Hantoro
Direktur: Banardi Riko
Direktur: Sahala Situmorang
Direktur: R. Benny Susanto
Direktur: Suning Triwulandari
Investasi pada proyek strategis
Salah satu aksi signifikan DAM adalah penyaluran dana sebesar Rp6,65 triliun untuk restrukturisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Dana ini diberikan melalui skema shareholder loan dan ditujukan untuk mendukung operasional Garuda Indonesia dan anak usahanya, Citilink.
Selain sektor penerbangan, DAM juga terlibat dalam pengembangan proyek energi panas bumi berkapasitas 3 GW bersama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). Proyek ini mendukung upaya transisi energi bersih dan peningkatan bauran energi terbarukan nasional.
DAM turut menjalin kerja sama dengan Indonesia Investment Authority (INA) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dalam pembangunan pabrik Chlor Alkali - Ethylene Dichloride (CA-EDC). Fasilitas tersebut merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional yang bertujuan memperkuat hilirisasi industri kimia dan mengurangi ketergantungan impor.
Sektor kendaraan listrik juga menjadi perhatian. DAM berkolaborasi dengan perusahaan seperti Huayou Cobalt dan CATL serta sejumlah BUMN. Kolaborasi bertujuan membangun ekosistem baterai kendaraan listrik dari hulu ke hilir.
DAM akan melanjutkan fungsinya sebagai pengelola aset strategis dengan dukungan sistem pengawasan dan pengelolaan risiko yang terstruktur. DAM juga dirancang untuk mendukung BUMN lain yang memiliki rencana bisnis berkelanjutan serta potensi penguatan keuangan dan tata kelola perusahaan.
Demikian profil Danantara Asset Management yang tengah ramai diperbincangkan. Semoga informasi ini bermanfaat!