Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Phillia Wibowo.

Jakarta, FORTUNE - Di dunia bisnis, perempuan acap kali berhadapan dengan tantangan berupa bias gender. Phillia Wibowo, Leader of People & Organizational Performance Practice, Southeast Asia, McKinsey & Company membagikan kisahnya perihal pengalaman terkait itu.

McKinsey menggelar orientasi di Cape Town, Afrika Selatan pada 2011, khusus untuk para partner baru. Sebagai salah satu partner baru saat itu, Phillia pun ikut serta.

Karena boleh mengajak keluarga, Phillia turut memboyong suaminya ke sana. Ia pun mengisahkan anekdot dari momen itu. Saat itu, ada yang mengira sang suami yang merupakan Partner di McKinsey. Tak hanya sekali, tapi dua kali: ketika makan malam bersama dan saat akan terbang kembali ke Indonesia.

“Saat makan malam ramai-ramai, ada satu orang laki-laki mendekati kami terus langsung bilang ke suami, ‘wah selamat ya akhirnya ketemu juga!’. Terus suami saya bengong, (dan bilang), 'yang partner istri saya',” katanya lagi.

Stereotipe semacam itu bukan hal aneh. Berdasarkan riset Women in the Workplace 2021 dari McKinsey & Company, perempuan memang masih kurang terwakili dalam posisi manajemen perusahaan. Ketika Phillia dipilih menjadi partner saja, hanya ada sekitar 10 persen perempuan yang juga diberikan amanah serupa dengannya.

Namun, hal itu tak membuatnya kecil hati. Apalagi mempermasalahkan bias gender tersebut. Alumni Northwestern University itu justru fokus menyelesaikan problem yang disajikan dan membuktikan kecakapannya.

Pada beberapa kesempatan, ia juga memanfaatkan sifat naluriah perempuan seperti mendukung secara emosional dan membantu navigasi tantangan pekerjaan. Contoh, ia pernah ikut datang ke fasilitas produksi klien karena rekannya menganggap, kehadirannya mampu membuat diskusi dengan klien lebih reseptif.

Peran krusial perempuan sebagai pemimpin dalam bisnis

Editorial Team

Tonton lebih seru di