Riset: Perempuan RI Aman Finansial, Beban Terberatnya Ada Pada Hal Ini

- Mayoritas perempuan di Indonesia dan Asia merasa aman secara finansial, namun tekanan finansial dari tanggung jawab keluarga masih menjadi kendala utama.
- Masalah kesehatan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi keputusan finansial perempuan, disusul oleh pembelian rumah dan perubahan signifikan dalam pendapatan.
- Kurangnya literasi keuangan menjadi hambatan besar bagi masa depan finansial bagi lebih dari setengah responden, serta aspirasi finansial utama para ibu adalah memastikan keamanan jangka panjang.
Jakarta, FORTUNE – Mayoritas perempuan di Indonesia dan Asia cenderung aman secara finansial dan merasakan peningkatan dalam kesejahteraan keuangan dibandingkan generasi sebelumnya. Namun, tekanan finansial yang datang dari tanggung jawab keluarga dan kurangnya akses terhadap produk keuangan yang memadai masih menjadi kendala utama.
Hal ini terungkap dalam survei Sun Life Asia berjudul Women’s Wealth in Focus: Building Confidence and Security. Survei yang dilakukan terhadap 3.023 responden berusia 30 tahun dari latar belakang menengah dan tinggi dilakukan pada Desember 2024 di Indonesia, Hong Kong SAR, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Vietnam.
Survei menunjukkan, lebih dari tiga perempat (78 persen) perempuan di Indonesia merasa bahwa kondisi keuangan mereka lebih baik dibandingkan saat ibu mereka seusia mereka, meski masih dihadapi beban finansial yang muncul dari tanggung jawab multi-generasi.
Sebanyak 32 persen ibu melaporkan stres akibat harus mengatur kebutuhan anak dan orang tua secara bersamaan, mencerminkan tanggung jawab finansial yang signifikan dalam keluarga.
Meskipun 65 persen perempuan telah menabung untuk perawatan lansia orang tua mereka, hanya 11 persen yang mengharapkan dukungan penuh dari anak-anak mereka di masa depan. Hal ini menunjukkan keinginan perempuan untuk membangun ketahanan finansial secara mandiri tanpa harus bergantung pada generasi berikutnya.
Survei juga menemukan, masalah kesehatan menjadi faktor dominan yang mempengaruhi keputusan finansial perempuan, di mana 59 persen responden menyebutnya sebagai pemicu utama dalam mengambil keputusan besar, diikuti oleh pembelian rumah (46 persen) dan perubahan signifikan dalam pendapatan (38 persen).
Sedangkan, kurangnya literasi keuangan menjadi hambatan besar bagi masa depan finansial bagi lebih dari setengah responden (56 persen). Hambatan lainnya termasuk pendapatan perempuan yang sering lebih rendah dibandingkan laki-laki dalam profesi yang sama (45 persen) serta tingginya biaya kesehatan (43 persen).
Bagi para ibu, aspirasi finansial utama mereka adalah memastikan keamanan jangka panjang. Tujuan yang paling umum meliputi menabung untuk pendidikan anak (69 persen), membangun dana darurat (53 persen), dan mengajarkan literasi keuangan serta konsep investasi kepada anak-anak (50 persen).
Mayoritas perempuan (74 persen) mengartikan keamanan finansial sebagai memiliki tabungan yang cukup untuk pengeluaran tak terduga, hidup bebas dari utang (68 persen), dan memiliki pendapatan pasif yang stabil (48 persen).
Elin Waty, President Commissioner Sun Life Indonesia, mengatakan, perempuan di Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks dalam mencapai stabilitas finansial. ‘Survei kami menemukan bahwa lebih dari setengah (54 persen) perempuan mengalami kesulitan menemukan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan unik mereka,” katanya dikutip Senin (3/3).
Kesenjangan literasi keuangan

Meski menghadapi banyak tekanan keuangan, perempuan di Indonesia terus menyeimbangkan kebutuhan finansial dengan tanggung jawab terhadap keluarga. Sekitar 66 persen perempuan rutin mementingkan kebutuhan finansial anggota keluarga, seperti kerabat lansia dan anak-anak, dibandingkan kebutuhan pribadinya.
Sedangkan lebih dari tiga perempat (78 persen) perempuan mengorbankan perawatan medis pribadi, termasuk perawatan rutin seperti pemeriksaan gigi dan cek kesehatan tahunan, untuk membiayai pengobatan keluarga mereka.
Meski aman secara finansial, hampir setengah (44 pesen) perempuan menilai pengetahuan mereka tentang produk keuangan dan investasi sebagai tingkat dasar atau pemula. Meskipun mayoritas mampu menyebutkan saldo pensiun saat ini (75 persen), rata-rata hasil tahunan investasi mereka (65 persen), dan suku bunga terkini di Indonesia (59 persen), masih terdapat kesenjangan dalam pemahaman finansial mereka.
Sebanyak 64 persen perempuan dengan hipotek tidak dapat memperkirakan sisa saldo utang mereka, dan 35 persen tidak mampu menyebutkan hasil tahunan rata-rata dari investasi mereka. Lebih dari setengah (54 persen) perempuan menghadapi tantangan dalam menemukan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan unik mereka. Ketika mencari nasihat keuangan, hampir dua pertiga (63 persen) lebih memilih berkonsultasi dengan penasihat keuangan perempuan.
“Survei ini menggarisbawahi bahwa perempuan di Indonesia semakin percaya diri dalam mengelola keuangan mereka, namun masih menghadapi tantangan dalam menemukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka. Sun Life berkomitmen untuk menghadirkan produk dan layanan yang lebih personal serta mendukung perjalanan finansial perempuan dengan solusi yang fleksibel dan inovatif,” kata Kah Jing Lee, Chief Client Officer Sun Life Indonesia.