Jakarta, FORTUNE - Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat (AS), Tesla Inc., membukukan rekor pengiriman dan produksi kendaraan secara kuartalan usai menerapkan strategi penurunan harga di tengah ketatnya persaingan dan bayang-bayang prospek suram ekonomi global.
Melansir Reuters, Tesla mengirimkan 422.875 kendaraan pada tiga bulan pertama tahun ini, naik 4 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ). Sedangkan bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY), pengiriman kendaraan tersebut tumbuh 36 persen. Chief Executive Tesla, Elon Musk mengatakan jenama ini dapat mencapai 2 juta pengiriman kendaraan tahun ini, atau tumbuh 52 persen dari tahun lalu.
Investor mengamati pertaruhan Musk bahwa pemangkasan harga akan merangsang penjualan, meskipun mereka khawatir strategi itu akan menggerus margin.
Pada Januari, Tesla memangkas harga secara global sebesar 20 persen, memicu perang harga. Model Y dasar yang dulu dijual seharga US$65.990 turun menjadi US$54.990.
"Jika mereka tidak melakukan pemotongan harga, itu akan menjadi buruk. Saya pikir apa yang dikatakan kepada Anda adalah ekonomi semakin sulit," Gene Munster, Mitra pengelola di Deepwater Asset Management, dikutip dari Reuters."Mereka menunjukkan akselerasi, tetapi tidak berakselerasi ke tingkat yang disarankan Elon."
Musk, yang telah kehilangan target penjualan ambisiusnya untuk Tesla dalam beberapa tahun terakhir, menargetkan pengiriman pada 2023 dapat mencapai 2 juta kendaraan dari 1,3 juta pada 2022 jika tidak ada gangguan eksternal.
Tesla melampaui estimasi analis yang disurvei oleh Refinitiv dan FactSet. Perkiraan lain menunjukkan Tesla mengalahkan perkiraan Wall Street dengan pengiriman 422.875 kendaraan. Sedangkan, Analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan 421.164 kendaraan akan terkirim.
Tesla mengatakan konsensus lebih dari 20 analis memperkirakan pengiriman 421.500 kendaraan, kata investor Tesla Gary Black dalam sebuah tweet. Konsensusnya "di semua tempat," kata Munster.