Waskita Karya Pangkas Utang Rp16 Triliun dan Raih Kontrak Baru

- Perusahaan mengelola 52 proyek yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, termasuk proyek strategis seperti LRT Velodrome-Manggarai dan Jalan Tol Palembang-Betung.
- Waskita fokus pada implementasi restrukturisasi, perbaikan tata kelola perusahaan, transformasi operasional dan keuangan serta peningkatan kompetensi SDM melalui sertifikasi pegawai.
Jakarta, FORTUNE -PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menunjukkan kemajuan signifikan dalam program restrukturisasinya dengan berhasil memangkas total utang Rp15,86 triliun. Di tengah upaya perbaikan fundamental tersebut, perseroan tetap aktif meraih nilai kontrak baru (NKB) Rp1,4 triliun hingga Juni 2025.
Direktur Keuangan Waskita Karya, Wiwi Suprihatno, mengatakan perseroan kini menerapkan mitigasi risiko yang ketat melalui komite manajemen konstruksi sebelum mengambil sebuah proyek.
"Kini Waskita lebih selektif dalam memilih proyek baru. Perseroan berfokus pada proyek berskema monthly payment serta memiliki uang muka," ujar Wiwi dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (19/6).
Perolehan kontrak baru hingga pertengahan tahun ini didominasi oleh proyek gedung. Salah satu yang terbaru adalah kontrak peningkatan jalan paket D di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN) senilai Rp396,6 miliar. Proyek lainnya meliputi konstruksi gedung DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta, pembangunan RSUD Akhmad Berahim di Kalimantan Utara, serta RSUD Tuan Besar Syarif Idrus di Kalimantan Barat.
Hingga saat ini, Waskita mengelola 52 proyek yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Waskita pun mengelola beberapa proyek strategis, di antaranya LRT Velodrome-Manggarai, Jalan Tol Palembang-Betung, dan Bendungan Jragung," ujar Wiwi.
Keberhasilan ini berjalan seiring implementasi restrukturisasi utang melalui master restructuring agreement (MRA) dan kredit modal kerja penjaminan (KMKP) 2021. Skema ini telah disetujui oleh 22 kreditur perbankan dengan total nilai outstanding sebesar Rp31,65 triliun pada 2024.
Sebagai hasilnya, total utang Waskita turun 18,8 persen dari Rp84 triliun menjadi Rp68,14 triliun pada kuartal pertama 2025. Utang kepada vendor yang telah jatuh tempo sejak 2022 juga berhasil ditekan hingga 84 persen, dari Rp2,1 triliun menjadi hanya Rp340 miliar.
"Kini perseroan memiliki fleksibilitas atas skema cash waterfall dan pengelolaan kas yang dimiliki, sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan lebih lancar, termasuk dalam memenuhi kewajiban perpajakan dan utang vendor," ujar Wiwi.
Perbaikan arus kas ini terbukti dari realisasi pembayaran pajak sepanjang 2024 yang mencapai Rp2,9 triliun, atau naik 116,05 persen secara tahunan (year-on-year). Ke depannya, Waskita akan berfokus melanjutkan transformasi perusahaan demi meningkatkan kinerja secara berkelanjutan.