Waspadai Krisis Semikonduktor Pada Bisnis Otomotif Lokal

Jakarta, FORTUNE - Krisis semikonduktor secara global mulai berdampak pada industri otomotif dunia. Kurangnya pasokan bahan semikonduktor ditengarai menjadi penyebabnya. Padahal, bahan ini merupakan komponen utama dalam sistem kelistrikan kendaraan.
Lembaga riset independen, Independent Commodity Intelligence Services (ICIS), dalam publikasi daring (30/8), menyampaikan bahwa krisis semikonduktor ini telah dimulai sejak pertengahan 2020. Saat itu, permintaan semikonduktor secara global meningkat, khususnya untuk alat-alat elektronik, seperti televisi, telepon genggam, hingga konsol game. Di sisi lain, permintaan dari sektor otomotif turun karena penjualan yang juga melorot akibat pandemi.
Kondisi diperparah lagi oleh banyaknya pabrik semikonduktor yang bermasalah selama wabah. Contohnya, kekeringan yang melanda produsen semikonduktor terbesar ketiga dunia yang berada di Taiwan serta kebakaran yang menghancurkan sebagian pabrik Renesas, pemasok utama semikonduktor di Jepang.
Akibat dari perpaduan berbagai situasi ini, maka terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan. Produksi semikonduktor dunia belum mencapai titik aman, sementara terdapat penumpukan pesanan di sektor otomotif yang jumlahnya terus bertambah.
Dampak pada industri otomotif dunia dan Indonesia
ICIS mencatat bahwa sejumlah produsen mobil terkemuka dunia, terpaksa mengurangi tingkat produksinya karena krisis semikonduktor ini. Bahkan, beberapa di antara mereka menghentikan sementara pabrik mereka sejak akhir 2020.
Produsen mobil Amerika Serikat, Ford, mengatakan akan memangkas produksi di tiga perakitannya. Sementara Honda Jepang juga akan memangkas beberapa produksinya. Hal ini, kata ICIS, juga dilakukan oleh beberapa brand Eropa, seperti Daimler, BMW, maupun Volkswagen.
Bahkan, menurut Oxford Economics, di Eropa ada ekspektasi bahwa situasi sektor otomotif akan memburuk pada bulan September karena Toyota berencana untuk mengurangi produksi sebesar 40 persen.
Gonjang-ganjing krisis semikonduktor ini pun nampaknya sudah mulai masuk ke Indonesia. Walaupun belum dirasa signifikan, namun dampak krisis ini mulai melanda, khususnya pada produk kendaraan Completely Built Up (CBU). Hal ini terkait keterlambatan pasokan untuk pasar dalam negeri.
Department Manager Public Relations PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia, Dennis Kadaruskan, mengatakan bahwa belum ada dampak langsung yang dirasakan akibat krisis semikonduktor global. "Namun, sebagian produk Mercedes-Benz yang CBU akan mengalami penundaan untuk pengiriman ke para pelanggan," katanya.
Business Innovation and Sales & Marketing PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy, mengatakan kepada Fortune Indonesia, bahwa mobil yang diproduksi HPM terdampak oleh krisis semikonduktor. “Kondisi pandemi saat ini memang berdampak terhadap jaringan pasokan komponen untuk sebagian produk secara global,” katanya.
Namun, Yusak menyampaikan bahwa situasi krisis semikonduktor tidak berdampak pada penjualan CBU Honda. “Karena volumenya sangat kecil, di bawah 1 persen kontribusinya terhadap penjualan, yah,” ujarnya menjelaskan.
Apa itu semikonduktor?
Situs techfor.id menjelaskan bahwa semikonduktor adalah salah satu padatan Kristal menengah dalam konduktivitas listrik antara konduktor dan isolator. Bahan ini disebut juga bahan setengah penghantar listrik karena celah energi yang dibentuk oleh bahan ini lebih kecil dari bahan isolator, namun lebih besar dari bahan konduktor.
Pada peralatan listrik, semikonduktor digunakan dalam berbagai komponen, seperti dioda, transistor, maupun integrated sircuit (IC). Selain karena merupakan semi penghantar listrik yang andal, bahan ini dipilih karena karakter yang kompak, efisiensi, dan biayanya yang cukup rendah.
Semikonduktor merupakan elemen kunci untuk sebagian besar sistem elektronik yang melayani komunikasi, pemrosesan sinyal, komputasi, dan aplikasi kontrol baik untuk pasar konsumen maupun industri. Dalam dunia otomotif, semikonduktor dialokasikan untuk perlengkapan elektronik di sistem kelistrikan kendaraan.
Terlebih, bahan ini sangat diperlukan untuk mobil-mobil modern yang memiliki sistem komputer canggih. Adapun bagian yang membutuhkan bahan ini, antara lain, Engine Control Module, Air Bag System, Built-in GPS, Anti-Lock Braking System, Sound system, hingga Video Parking Assistance.
Solusi yang dapat dilakukan
Walaupun belum terdampak secara signifikan, namun industri otomotif Indonesia perlu waspada akan efek dari krisis semikonduktor ini. Sejumlah pemain di industri ini pun mulai mengambil ancang-ancang untuk mencegah berbagai hal yang tidak diinginkan.
“Pabrik Honda di Indonesia selalu berusaha untuk memaksimalkan produksi sesuai dengan kondisi-kondisi tersebut, terutama untuk memastikan pengiriman unit ke konsumen dalam waktu secepat-cepatnya,” ujar Yusak Billy.
Senada dengan Yusak, Dennis pun akan terus memantau pasokan dalam beberapa bulan mendatang. "Namun, untuk saat ini dengan kapasitas pabrik kami, PT Mercedes-Benz Indonesia di Wanaherang, Bogor, kami dapat memenuhi kebutuhan pelanggan kami," ucapnya.
Lebih jauh, melansir EETAsia, dalam rangka beradaptasi dengan krisis yang terjadi, alih-alih menunggu semikonduktor tersedia, para produsen mobil mungkin bisa merancang dan menciptakan chip semikonduktor mereka sendiri.