Jakarta, FORTUNE - Bank Pembangunan Asia atau ADB telah menyetujui pinjaman berbasis kebijakan senilai US$500 juta guna mendukung reformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia.
Pinjaman tersebut akan membantu Indonesia untuk memungkinkan BUMN yang lebih efisien dan tangguh, serta memiliki kerangka tata kelola perusahaan lebih kuat.
“BUMN dapat berperan sangat penting dalam mendorong pemulihan dari pandemi COVID-19 yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia,” kata Spesialis Manajemen Publik Senior ADB untuk Asia Tenggara, Yurenda Basnett, dalam keterangannya, Jumat (18/11).
Program tersebut selaras dengan Peta Jalan BUMN 2020–2024 untuk reformasi dan transformasi perusahaan pelat merah, serta memastikan kontribusi BUMN terhadap cita-cita Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045.
Dengan program tersebut, diharapkan jumlah BUMN akan berkurang. Selain itu, BUMN dapat lebih berkonsentrasi pada operasi intinya sehingga keuangannya menjadi layak dan layanan publiknya efisien. Program ini juga mendukung langkah-langkah peningkatan kualitas dewan direksi BUMN, memperkuat pemantauan dan keterbukaan keuangan, serta membantu BUMN bertransisi ke model usaha yang selaras dengan iklim.
“Namun, agar dapat memberikan nilai yang lebih besar bagi masyarakat, kelemahan struktural BUMN harus diatasi. ADB senang dapat ikut serta dalam mendukung upaya pemerintah mereformasi BUMN,” kata Yurenda.
Selain itu, Bank Pembangunan Jerman KfW akan memberi pembiayaan bersama (cofinancing) dengan pinjaman yang nilainya setara €300 juta atau sekitar US$295,8 juta.