CFO Diminta Waspadai Dampak AI pada Pekerja Keuangan

Jakarta, FORTUNE - Firma riset dan konsultasi global Gartner meminta para CFO segera mengambil langkah untuk menyiapkan tim dan alur kerja menghadapi perubahan besar di masa depan. Gartner memprediksi ada delapan kekuatan utama—mulai dari teknologi, dinamika organisasi, hingga regulasi—yang akan mengubah fungsi keuangan secara mendasar.
Salah satu faktor paling dominan adalah AI. Menurut Gartner, pada 2030 sepertiga aplikasi perusahaan akan dilengkapi dengan agentic AI, dengan 15 persen keputusan kerja harian dibuat secara otomatis. Peran manusia akan bergeser menjadi pengawas, kolaborator, dan pelatih bagi sistem AI. Proses pengambilan keputusan berbasis mesin juga diperkirakan berlangsung lebih cepat.
Mulai 2028, 70 persen fungsi keuangan diperkirakan akan mengandalkan analisis AI yang terhubung dengan data perangkat untuk pengambilan keputusan real-time, misalnya terkait biaya operasional dan arus kas, kata Brian Stickles, senior principal di Gartner Finance. Dengan otomatisasi ini, karyawan keuangan akan lebih sedikit menghabiskan waktu pada pekerjaan yang berulang.
Namun, salah satu prediksi Gartner yang disebut “lonely enterprise” memperingatkan adanya dampak negatif jika CFO tidak bersikap proaktif. Spesialisasi organisasi dan teknologi kerja jarak jauh bisa membuat staf keuangan semakin terisolasi.
“Meski alat self-service meningkatkan efisiensi, risikonya adalah terciptanya silo dan membuat fungsi keuangan terputus dari konteks bisnis yang lebih luas, yang sebenarnya penting untuk memberi nasihat yang berkualitas,” ungkap Gartner.
Artikel terbaru Harvard Business Review juga mengingatkan agar organisasi tidak melupakan aset terpenting mereka—manusia—di tengah upaya menciptakan tempat kerja yang lebih efisien dan produktif lewat AI. Perusahaan perlu secara aktif menjaga kualitas interaksi dan hubungan kerja karyawan.
Gartner menambahkan ada tantangan lain yang disebut “finance talent crash.” Dengan banyaknya CPA yang mendekati masa pensiun dan minimnya tenaga baru di bidang ini, sumber daya manusia tradisional untuk fungsi keuangan semakin terbatas. Karena itu, perusahaan akan lebih banyak mencari talenta dengan keterampilan teknologi, sekaligus mendesain ulang peran agar menggabungkan kemampuan finansial dan IT.
Selain itu, ada pula faktor transformatif lain seperti teknologi do-it-yourself, berakhirnya kustomisasi, kompleksitas organisasi matriks, hingga tuntutan kepatuhan regulasi yang terus berubah. Untuk menghadapi semua perubahan ini, diperlukan fokus kuat pada manajemen perubahan (change management) agar karyawan tetap memiliki pengalaman positif bekerja dengan AI.
Laporan LinkedIn menemukan separuh profesional yang disurvei merasa belajar AI seperti pekerjaan tambahan. Ada juga peningkatan 82 persen dalam postingan terkait rasa kewalahan menghadapi perubahan. Sepertiga responden mengaku malu karena kurang memahami AI, sementara 35 persen merasa gugup membicarakannya di tempat kerja karena takut dianggap tidak tahu.
Era ini menjadi masa yang penuh dinamika bagi evolusi fungsi keuangan. Menurut Gartner, menjaga karyawan tetap terlibat dan didukung dalam proses transformasi akan menjadi kunci bagi kesuksesan jangka panjang.