Danantara Berencana Konsolidasikan Perusahaan Asuransi, IFG Berpotensi Jadi Holding

- Danantara berencana konsolidasi perusahaan asuransi BUMN
- Sebagian besar dari 15 perusahaan asuransi belum menunjukkan kinerja optimal
- Konsolidasi diharapkan meningkatkan kapasitas sektor asuransi dan mengurangi ketergantungan pada luar negeri
Jakarta, FORTUNE - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) berencana melakukan konsolidasi terhadap 15 perusahaan asuransi di bawah naungan BUMN menjadi hanya 3 entitas.
Managing Director/Chief Economist Danantara, Reza Y Siregar mengatakan dari 15 perusahaan asuransi yang ada saat ini, sebagian besar belum menunjukkan kinerja optimal.
"Saya harus mengakui, mayoritas kinerjanya tidak berjalan baik. Dari 15 itu, kemungkinan hanya sekitar 3 yang memang bisa kita dorong," ujarnya dalam Reza dalam acara Insurance Industry Dialogue di St. Regis, Jakarta Selatan, Selasa (30/9).
Maka dari itu, salah satu langkah yang akan dilakukan Danantara adalah mengelompokkan seluruh perusahaan asuransi BUMN ke dalam satu klaster untuk kemudian dilakukan evaluasi dan penyeimbangan (balancing). Terkait hal ini, Danantara mulai menyiapkan regulasinya.
Jika dibutuhkan, restrukturisasi akan dijalankan dengan tujuan akhir konsolidasi. IFG disebut berpotensi menjadi induk usaha, meski tidak semua perusahaan asuransi akan ditempatkan di bawah nanungannya.
"Saat ini ada IFG, tetapi belum semua asuransi masuk ke bawah IFG. Jadi tahap awalnya, kami akan satukan dalam satu klaster,” ujarnya.
Menurutnya, konsolidasi ini penting mengingat kebutuhan capital requirement Indonesia masih relatif rendah dibandingkan negara tetangga. Di sisi lain dengan konsolidasi diharapkan bisnis asuransi akan semakin sehat sehingga mengurangi tergantungan pada luar negeri.
"Karena yang kita butuhkan a massive capacity asuransi sector, dengan teknologi dan human resource yang kompetitif," kata Reza.
Sebagai catatan, data statistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pendapatan premi asuransi umum dan reasuransi per Juli 2025 mencapai Rp91,13 triliun, nilai tersebut tumbuh 2,67 persen secara tahunan. Sementara itu Risk Based Capital (RBC) industri asuransi umum dan reasuransi sebesar 312,08 persen di periode yang sama.