Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Family Office Booming: Rahasia Pengelolaan Kekayaan Miliarder

Ilustrasi family office. (Pexels.com/Antoni Shkraba)

Jakarta, FORTUNE - Family office telah ada sejak tahun 1838, ketika keluarga J.P. Morgan mendirikannya. Namun, lonjakan jumlahnya baru terjadi belakangan ini. Saat ini terdapat lebih dari 8.000 single-family offices di dunia, dengan 68 persen didirikan setelah tahun 2000. Mereka mengelola aset lebih dari US$3 triliun, yang diperkirakan akan tumbuh 75 persen pada 2030.

Lonjakan ini berpengaruh besar terhadap industri pengelolaan kekayaan, modal ventura, dan ekuitas swasta. Kini, family office bersaing dengan lembaga investasi besar dalam mencari peluang terbaik.

Family office kini dikenal sebagai entitas yang mengelola kekayaan keluarga terkaya di dunia. Mereka menyediakan layanan menyeluruh, mulai dari perencanaan suksesi, investasi, hingga pengelolaan aset mewah seperti pesawat pribadi dan kapal pesiar. Miliarder seperti Jeff Bezos, Bernard Arnault, Bill Gates, dan Elon Musk memiliki family office sendiri.

Melansir Fortune.com, tidak ada satu bentuk baku family office. Beberapa miliarder memilih single-family office. Sementara lainnya bergabung dalam multi-family office untuk menekan biaya dan mengakses investasi lebih besar.

Selain investasi, family office juga berfokus pada perencanaan warisan agar kekayaan tetap bertahan lintas generasi. "Kami bukan bank, kami bukan perusahaan asuransi. Kami beroperasi sepenuhnya demi kepentingan klien kami," kata Daniel Gourvitch, presiden Mercer Advisors.

Akses ke investasi eksklusif

fortune.com

Family office sering kali berinvestasi dalam alternatif seperti hedge fund, real estat, dan modal ventura. Laporan J.P. Morgan Private Bank 2024 menyebutkan bahwa investasi alternatif menyumbang 45 persen dari portofolio mereka, dengan target imbal hasil rata-rata 11 persen.

Mereka juga menjadi sumber utama pendanaan bagi startup. Pada 2022, hampir sepertiga dari total pendanaan startup global berasal dari family office. Salah satu contohnya adalah investasi Bezos Expeditions pada Perplexity AI.

"Saat Blackstone atau KKR mengumpulkan dana baru sebesar US$6 miliar, mereka mungkin mendapatkan US$4-5 miliar dari dana pensiun, tetapi sekarang bisa memperoleh US$1-2 miliar dari family office," kata Myles Milston, CEO Globacap, mengutip Fortune.com (18/2).

Seiring pertumbuhan aset mereka, family office semakin terinstitusionalisasi. Banyak yang memiliki cabang di luar negeri dan mengelola dana lebih besar dari beberapa universitas ternama.

Namun, biaya operasionalnya tinggi. Rata-rata family office menghabiskan US$6 juta per tahun, dengan 25 persen di antaranya mencapai lebih dari US$10 juta.

Salah satu pendorong utama pertumbuhan family office adalah "Great Wealth Transfer", di mana US$124 triliun kekayaan akan berpindah generasi hingga 2048. Namun, peralihan ini membawa tantangan tersendiri karena generasi penerus memiliki pendekatan investasi yang berbeda.

"Orang tua yang memiliki kekayaan ini perlu mengajari anak-anak mereka cara mengelola uang," kata Bruce K. Lee, pendiri Keebeck Wealth Management. Namun, mereka juga harus memahami bahwa cara investasi anak-anak mereka nantinya akan sangat berbeda.

Untuk membangun single-family office, aset minimal yang disarankan adalah US$100 juta hingga US$500 juta. Selain itu, keluarga harus memastikan setiap investasi dilakukan dengan uji tuntas untuk menghindari risiko penipuan.

"Family office memungkinkan hubungan yang lebih personal. Saat berurusan dengan uang, keluarga, visi, dan tujuan, memiliki seseorang yang benar-benar memahami semua aspek keluarga Anda sangatlah berharga," kata Brunel.

Share
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us