FINANCE

Airlangga Hartarto: Presidensi G20 Bernilai Tambah Bagi Perekonomian

Airlangga optimistis G20 dapat meningkatkan konsumsi & PDB.

Airlangga Hartarto: Presidensi G20 Bernilai Tambah Bagi PerekonomianMenko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan sambutan saat Opening Ceremony Presidensi G20 Indonesia 2022 di Jakarta, Rabu (1/12/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.
20 December 2021
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, hakulyakin penyelengaraan Presidensi G20 dapat bernilai tambah bagi perekonomian Indonesia. Airlangga juga menyampaikan optimismenya perihal agenda tersebut yang berpotensi meningkatkan kepercayaan investor dunia.

Menurut Airlangga, presidensi G20 Indonesia berpeluang mengerek konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun. Lalu, penambahan produk domestik bruto (PDB) mencapai Rp7,47 triliun. Bahkan, pelibatan tenaga kerja sekitar 33 ribu orang di berbagai sektor industri.

“Secara ekonomi, hal ini akan mendorong kepercayaan dari investor global untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional,” kata Airlangga dalam keterangannya, seperti dikutip, pada Senin (20/12).

Presidensi G20 merupakan posisi sebuah negara menjadi tuan rumah gelaran konferensi tingkat tinggi (KTT) internasional G20. Sedangkan, G20 sendiri merupakan forum yang beranggotakan 20 negara, di antaranya Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Cina, Korea Selatan, dan lainnya. Agenda tersebut dimulai pada 1 Desember 2021 hingga November 2022.

Manfaat presidensi G20 lainnya

Selain soal bermanfaat bagi pemulihan ekonomi nasional, menurut Airlangga, Indonesia juga punya peran penting dalam menjembatani keberagaman dalam agenda sama. Upaya itu khususnya dalam pengambilan kebijakan yang berwawasan ke depan serta bersifat inklusif dan langkah konkret.

Presiden Joko Widodo juga mengharapkan G20 sebagai platform kerjasama ekonomi di tiga sektor, yaitu: arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi melalui digitalisasi, dan transisi menuju energi yang berkelanjutan. “Kita merasakan manfaat teknologi digital di berbagai sektor, dan tentunya kita akan terus mendorong sektor-sektor yang dapat menjadi mesin-mesin pertumbuhan baru sebagai nilai dari ekonomi digital sendiri,” katanya.

Indonesia pun diharapkan mampu melahirkan sejumlah inovasi baru, termasuk di sektor transisi energi bagi semua negara dengan mempromosikan adopsi teknologi terjangkau, mekanisme pembiayaan bersama, dan prioritas transisi energi yang berkelanjutan.

“Dalam upaya ini, kami akan melibatkan peran serta ilmuwan dan akademisi yang tergabung dalam Think 20 dan Science 20 yang diharapkan bisa berkontribusi ke tiga bidang tersebut,” ujarnya.

Integrasi pemulihan ekonomi global

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya juga menyampaikan harapannya perihal presidensi G20. Menurutnya, agenda tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendorong negara-negara G20 menyinkronkan ikhtiar pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19.

“Saya yakin forum G20 akan mampu dan datang tidak hanya berkomunikasi karena yang paling penting adalah aksi kebijakan yang dapat membangun kepercayaan bagi dunia,” kata Sri Mulyani, pada Kamis (9/12), seperti dikutip dari Antara.

Menurut bendahara negara, saat ini dunia masih tertantang oleh sejumlah isu, yaitu: pandemi Covid-19, ketimpangan akses vaksin virus corona, keuangan berkelanjutan, dan pemanfaatan teknologi digital.

Sri Mulyani positif G20 dapat membangun kepercayaan ekonomi dunia. Sebab, negara-negara anggota G20 menyumbang 80 persen terhadap perekonomian dunia. Dengan begitu, dinantikan dampaknya ke aspek ekonomi, perdagangan, dan investasi.

Related Topics