Melonjak 178%, Bank Jago Kantongi Laba Rp60 Miliar di Kuartal I-2025

- Bank Jago mencatat laba bersih setelah pajak senilai Rp60 miliar atau melonjak 178% pada kuartal I-2025.
- Jumlah nasabah Bank Jago tembus 16,3 juta dengan Dana Pihak Ketiga mencapai Rp21,4 triliun dan pertumbuhan DPK sebesar 62% year-on-year.
- Penyaluran kredit Bank Jago tumbuh 42% year-on-year menjadi Rp20,3 triliun dengan rasio NPL gross rendah yaitu 0,3 persen.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank Jago Tbk (Bank Jago) mampu mengantongi laba bersih setelah pajak (net profit after tax) senilai Rp 60 miliar atau melonjak 178 persen pada kuartal I-2025. Sebagai bank berbasis teknologi, Bank Jago tetap fokus untuk mengedepankan inovasi dan kolaborasi serta fundamental dan manajemen risiko yang baik.
“Dengan situasi perekonomian global yang mengalami ketidakpastian, kami berusaha menjaga kinerja bank tetap positif dan tumbuh secara sehat dengan tetap mengamati potensi risiko dari gejolak yang ada,” ungkap Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat (25/4).
Nasabah Bank Jago tembus 16,3 juta

Pada tiga bulan pertama 2025 ini, jumlah nasabah Bank Jago telah tembus 16,3 juta, termasuk 13 juta nasabah funding melalui Aplikasi Jago. Kenaikan jumlah nasabah funding sejalan dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 62 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Dengan demikian, total Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Jago mencapai Rp21,4 triliun, naik dari Rp 13,2 triliun per Maret 2024. Dari jumlah tersebut, komposisi current account and savings account (CASA) mencapai 54 persen atau Rp 11,5 triliun, sedangkan komposisi term deposit (TD) mencapai 46 persen atau Rp 9,9 triliun.
Kredit yang disalurkan Bank Jago tembus Rp20,3 triliun

Dari sisi penyaluran kredit, Bank Jago mencatatkan pertumbuhan sebesar 42 persen (yoy) dengan nilai mencapai Rp20,3 triliun pada kuartal I-2025. Arief menyebut, pertumbuhan kredit tercapai berkat strategi kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.
“Dengan situasi yang menantang, kami selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian sambil melihat peluang untuk tumbuh secara berkelanjutan,” kata Arief.
Bank Jago menyalurkan kredit secara berkualitas dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Ini terlihat dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,3 persen atau di bawah rata-rata NPL perbankan nasional. Pertumbuhan kredit juga mendorong peningkatan aset Bank Jago menjadi Rp 32,5 triliun atau tumbuh 44 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 22,5 triliun.