Purbaya Bakal Guyur Dana ke Bank Jakarta & Bank Jatim, Ini Fokus Kreditnya

- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa akan menempatkan dana ke Bank Pembangunan Daerah (BPD) setelah sebelumnya mengguyur likuiditas Rp200 triliun ke Himbara.
- Kementerian Keuangan berencana menyuntikkan dana ke Bank Jakarta dan Bank Jatim, dengan jumlah BPD yang disuntikkan bakal bertambah secara bertahap.
- Bank Jakarta dan Bank Jatim akan mengarahkan dana untuk mengakselerasi fungsi intermediasi, terutama dalam penyaluran kredit ke sektor produktif seperti UMKM, perdagangan, industri, dan sektor jasa.
Jakarta, FORTUNE – Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Purbaya Yudhi Sadewa, berencana menempatkan dana ke Bank Pembangunan Daerah (BPD) setelah sebelumnya mengguyur likuiditas Rp200 triliun ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Hal itu disampaikan Purbaya setelah bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung di Balai Kota, Jakarta (7/10). Ia menyatakan dana tersebut berasal dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang selama ini disimpan di Bank Indonesia (BI).
Pada tahap awal, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana untuk menyuntikan dana ke Bank Jakarta dan Bank Jatim. Nantinya secara bertahap jumlah BPD yang disuntikan bakal bertambah dan akan mendapatkan dana sekitar Rp5 triliun hingga Rp10 triliun untuk setiap BPD sesuai dengan kapasitas bisnis bank.
“Bank Jakarta dapat berperan lebih besar dalam menyalurkan kredit kepada UMKM dan industri di Jakarta,” kata Purbaya melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Rabu (8/10).
Bank Jakarta & Bank Jatim fokus salurkan dana ke kredit produktif

Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Direktur Utama Bank Jakarta, Agus Haryoto Widodo, menyatakan bakal mengarahkan dana tersebut untuk mengakselerasi fungsi intermediasi, terutama dalam penyaluran kredit ke sektor produktif seperti UMKM, perdagangan, industri, dan sektor jasa yang berkontribusi langsung terhadap ekonomi daerah.
“Langkah tersebut kami pandang sebagai bentuk kepercayaan dan dukungan strategis pemerintah terhadap peran Bank Jakarta dalam menjaga stabilitas sistem keuangan daerah serta mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di wilayah Jakarta dan sekitarnya,” kata Agus melalui keterangan tertulis yang diterima Fortune Indonesia di Jakarta (8/10).
Agus juga menegaskan bahwa upaya penyuntikan dana ini bukan sebagai bentuk permohonan tambahan likuiditas. Agus menyebut kondisi likuiditas Bank Jakarta berada pada level yang sehat, dengan rasio LDR yang terjaga. Melansir dari laporan keuangan perseroan, kinerja intermediasi dari bank milik Pemprov DKI Jakarta ini cukup stabil dengan penyaluran kredit senilai Rp46,71 triliun atau naik 5,25 persen (YoY) di Agustus 2025.
Senada dengan Bank Jakarta, Direktur Utama Bank Jatim, Winardi Legowo juga mengaku bakal mengarahkan dana untuk sektor produktif. Meski demikian, Winardi mengaku belum mendapatkan pemberitahuan resmi terkait rencana Kemenkeu tersebut.
“Nantinya akan kami salurkan melalui kredit di sektor produktif, sehingga hal tersebut mampu menggerakkan rantai pasokan ekonomi dan pada akhirnya dapat berimbas pada pertumbuhan ekonomi,” kata Winardi.
Di sisi lain, penyaluran kredit dari Bank Jatim masih tumbuh 35,27 persen (YoY) menjadi Rp78,55 triliun di Juni 2025. Sementara itu, untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mampu meningkat 13,04 persen menjadi Rp91,6 triliun.