CIMB Niaga Gandeng AIA Rilis Produk Asuransi Penyakit Kritis
Produk berikan proteksi terhadap 100 penyakit kritis.
Jakarta, FORTUNE - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menggandeng PT AIA FINANCIAL (AIA) menghadirkan produk AIA Fortuna Critical Advance Protection. Produk ini akan melakukan proteksi dari risiko penyakit kritis sejak tahap awal hingga tahap yang lebih serius.
Pasalnya, proteksi sosial yang ada saat ini memiliki keterbatasan, utamanya untuk perawatan medis penyakit kritis. Sehingga kebutuhan untuk proteksi ekstra berupa asuransi khusus yang memberikan proteksi terhadap penyakit kritis juga diperlukan. Dengan begitu kualitas hidup pasien dan keluarga tetap terjaga.
“Tanpa persiapan proteksi yang baik, ancaman penyakit kritis akan mengakibatkan efek berantai pada perekonomian keluarga," kata Chief Marketing Officer AIA Kathryn Monika Parapak melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (11/4).
Berikan proteksi terhadap 100 penyakit kritis
Dirinya menambahkan, AIA Fortuna Critical Advance Protection bersama mitra CIMB Niaga menyediakan proteksi hingga usia 99 tahun terhadap 100 lebih penyakit kritis mayor dan minor.
Monika menilai, salah satu penyebab munculnya penyakit kritis juga dipicu penerapan gaya hidup yang tidak sehat.
Lebih rinci Monika menjelaskan, AIA Fortuna Critical Advance Protection menyediakan manfaat perawatan kanker dan jantung terbaik di luar negeri dengan ekstra 50 persen uang pertanggungan.
Dengan pilihan masa bayar premi selama 5, 10 atau 20 tahun, AIA Fortuna Critical Advance Protection juga memberikan manfaat double claim untuk kanker minor yang mungkin datang kembali setelah 1 tahun terdiagnosis.
Proteksi sangat penting di masa pandemi
Head of Consumer Product, Preferred & Personalization CIMB Niaga Noviady Wahyudi menyampaikan, pada masa pandemi sekarang, risiko penyakit kritis makin tidak bisa diprediksi.
"Oleh karena itu, menyiapkan proteksi terhadap penyakit kritis merupakan sebuah keniscayaan, untuk menghindarkan keluarga dari beban finansial akibat tingginya biaya pengobatan," kata Noviady.
Pada tahun lalu, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan mencatat 33,3 persen penyakit stroke terjadi pada kelompok umur 55-64 tahun, disusul oleh kelompok umur 45-54 tahun 21,8 persen.
Penyakit-penyakit yang tergolong katastropik tersebut, merupakan penyebab utama kematian di Indonesia, yang membuat banyak keluarga dibayangi penurunan kualitas hidup karena anggota keluarganya menderita penyakit kritis, dan harus merelakan hartanya demi membiayai pengobatan.