The Fed Turunkan Suku Bunga 25 Bps, Beri Sinyal 2 Kali Penurunan

- The Fed resmi memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi kisaran 4,00–4,25 persen untuk mengantisipasi pelemahan pasar tenaga kerja.
- Trump mencoba memecat Gubernur Lisa Cook dan menunjuk Miran ke kursi Dewan Gubernur The Fed, namun Powell menegaskan independensi The Fed tetap terjaga.
- Proyeksi ekonomi terbaru The Fed menunjukkan inflasi akhir tahun 2025 dipatok sekitar 3 persen, dengan pasar merespons positif setelah keputusan tersebut diumumkan.
Jakarta, FORTUNE – Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), resmi memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi kisaran 4,00–4,25 persen, langkah pertama sejak Desember 2024. Kebijakan ini ditempuh untuk mengantisipasi pelemahan pasar tenaga kerja yang ditandai dengan meningkatnya pengangguran di kalangan minoritas, penurunan jam kerja rata-rata, dan berkurangnya perekrutan tenaga kerja baru.
Dikutip dari Reuters, The Fed memberikan sinyal aada dua kali pemangkasan lainnya hingga akhir 2025, meski langkah ini masih jauh dari tuntutan Presiden Donald Trump yang mendorong penurunan lebih tajam.
Gubernur baru The Fed, Stephen Miran, menjadi satu-satunya yang berbeda pendapat. Ia mendukung penurunan setengah poin persentase, sejalan dengan proyeksinya yang memperkirakan suku bunga bisa turun di bawah 3 persen pada akhir tahun.
Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam konferensi pers menegaskan bahwa kondisi pasar tenaga kerja kini menjadi perhatian utama. “Tidak ada jalan tanpa risiko. Kita harus menjaga inflasi, tapi juga tidak bisa mengabaikan pencapaian lapangan kerja maksimal,” ujarnya dikutip dari Reuters, Kamis (18/9).
Powell menilai laju penciptaan lapangan kerja belakangan ini berada di bawah tingkat minimum yang dibutuhkan untuk menahan kenaikan pengangguran.
Drama Politik
Keputusan The Fed sempat diwarnai dinamika politik. Trump mencoba memecat Gubernur Lisa Cook, meski upaya itu gagal setelah dua pengadilan menolak. Pada saat yang sama, ia menunjuk Miran, penasihat ekonom Gedung Putih, ke kursi Dewan Gubernur The Fed hanya sehari sebelum rapat. Meski demikian, dua pejabat The Fed yang juga diangkat Trump, Michelle Bowman dan Christopher Waller, akhirnya bergabung dengan konsensus setelah sebelumnya sempat berbeda pandangan.
Meski demikian, Powell menegaskan independensi The Fed tetap terjaga. “Budaya kami adalah bekerja berdasarkan data yang masuk, bukan pengaruh luar,” katanya, menepis anggapan adanya campur tangan politik berlebihan.
Walaupun inflasi diproyeksikan bakal mencapai 3 persen hingga akhir 2025 — di atas target resmi bank sentral sebesar 2 persen — para pembuat kebijakan menilai risiko pelemahan tenaga kerja lebih besar dibanding tekanan harga. Sehingga, pembuat kebijakan menilai risiko pelemahan tenaga kerja kini lebih besar sehingga perhatian lebih difokuskan pada kondisi pasar kerja ketimbang inflasi, kata Ellen Hazen, Chief Market Strategist di F.L. Putnam Investment Management.
Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan, yang penting bukan hanya pemangkasan awal, melainkan arah kebijakan suku bunga secara keseluruhan yang kini bergerak lebih cepat menuju titik akhir sekitar seperempat poin lebih rendah dibanding proyeksi Juni lalu. Namun, Powell menekankan bahwa jalur suku bunga bukanlah komitmen pasti, karena inflasi yang lebih tinggi masih menjadi risiko. The Fed kini berada dalam posisi “meeting-by-meeting” untuk menentukan langkah berikutnya.
Sementara itu, Christopher Hodge, Kepala Ekonom AS di Natixis, mengatakan dirinya percaya The Fed pada akhirnya akan tetap bergerak menuju tingkat netral, meski harus menoleransi inflasi yang sedikit lebih tinggi hingga 2026.
Proyeksi ekonomi terbaru The Fed menunjukkan: inflasi akhir tahun 2025 dipatok sekitar 3 persen (tidak berubah dari proyeksi Juni). Pengangguran tetap di level 4,5 persen dengan pertumbuhan ekonomi diperkirakan naik tipis ke level 1,6 persen dari 1,4 persen.
Setelah keputusan The Fed diumumkan, pasar merespons positf dengan indeks saham naik sebentar sebelum ditutup campuran. Dolar AS menguat tipis, sementara imbal hasil obligasi pemerintah stabil. Pasar berjangka kini memperkirakan lebih dari 90 persen kemungkinan pemangkasan lagi pada rapat akhir Oktober.