Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Dok. Richemont

Jakarta, FORTUNE - Sebagian besar industri barang mewah tengah menanti kabar baik yang bisa memberikan harapan tentang perkembangan pada tahun 2024. Laporan selama beberapa bulan terakhir tahun 2023 menunjukkan adanya perlambatan dalam belanja konsumen, terutama pada penjualan barang-barang mewah.

Salah satu penyebab utamanya adalah pemulihan ekonomi Cina yang lambat setelah puncak pandemi Covid-19, terutama disebabkan oleh krisis pasar properti yang meresahkan negara tersebut, yang notabene merupakan sumber utama pelanggan merek-merek mewah.

Namun, hasil yang diperoleh oleh Richemont—pemilik merek jam tangan dan perhiasan mewah—menunjukkan tanda-tanda kelonggaran yang telah dinantikan oleh seluruh industri barang mewah, yaitu, meningkatnya permintaan barang mewah di Cina.

Richemont, yang menaungi merek mewah Cartier, mencatat penjualan yang kuat di Cina selama tiga bulan hingga akhir Desember. Grup ini melaporkan pertumbuhan penjualan sebesar 25 persen di Cina Daratan, Hong Kong, dan Makau, menjadikannya salah satu pasar terkuat. 

"Peningkatan penjualan ritel mencapai 11 persen, dengan pertumbuhan di semua wilayah kecuali Eropa. Kekuatan yang signifikan terlihat di Cina Daratan, Hong Kong, Makau, dan AS," demikian disampaikan oleh Richemont dalam laporan pendapatannya, mengutip Fortune.com pada Senin (22/1).

Pada periode yang sama tahun sebelumnya, penjualan Richemont di Asia Pasifik mengalami penurunan sebesar 9 persen, yang diperkirakan terjadi akibat "kinerja buruk Cina." Namun, dengan meningkatnya aktivitas belanja di Cina, Richemont berhasil pulih dan mencatat pertumbuhan pendapatan keseluruhan sebesar 8 persen, atau mencapai €5,6 miliar (US$6,1 miliar) untuk periode tiga bulan dengan nilai tukar konstan.

Burkhart Grund, CFO Richemont, menyatakan dalam panggilan telepon dengan para analis pada Kamis (18/1) bahwa meskipun ada masalah makroekonomi, Cina Daratan menunjukkan pertumbuhan positif dua digit.

"Secara keseluruhan, bisnis di Cina sedang bangkit kembali," katanya.

Industri barang mewah belum sepenuhnya aman

Editorial Team

Tonton lebih seru di