Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jejak Breitling Membangun Dinasti di Dunia Horologi

Breitling Premier B01 Chronograph 42 Collection/Dok. Breitling

Jakarta, FORTUNE - Jam tangan mewah semakin digemari secara global, termasuk di Indonesia. Tren ini semakin menguat selama pandemi, yang membuat daya beli pelanggan mapan tetap kuat. Salah satu merek yang menarik perhatian adalah Breitling, yang telah lebih dari satu abad menjadi ikon di dunia arloji, terutama dalam sektor aviasi.

Sebagai jenama asal Swiss, Breitling telah lama diminati oleh kolektor, selebritas, hingga miliarder. Beberapa model ikoniknya, seperti Navitimer Cosmonaute, Navitimer 806, Avi 765, hingga Chronomat “Frecce Tricolori”, menjadi buruan kolektor. Selain itu, arloji eksklusif seperti Premier B21 Chronograph Tourbillon 42 Bentley hanya diproduksi sebanyak 25 unit di dunia.

Breitling President Asia, Alvin Soon, mengungkapkan bahwa sejak CEO Georges Kern mengambil alih pada 2017, merek ini mengalami perkembangan signifikan dalam teknologi, desain, dan material. Breitling kini mengkategorikan produknya dalam tiga tema utama: udara, lautan, dan daratan. “Setiap penawaran jam tangan Breitling dikategorikan ke dalam tema-tema tersebut,” ujar Alvin kepada Fortune Indonesia.

Alvin mengatakan, dalam lima tahun terakhir, sektor jam tangan mewah mengalami perkembangan pesat. Awalnya, pelanggan Breitling didominasi pria berusia di atas 45 tahun, tetapi kini konsumen utama adalah mereka yang berusia di bawah 35 tahun, termasuk pengusaha muda. Alvin menegaskan, “Di bawah 35 tahun serta pengusaha muda sekarang merupakan segmen utama bisnis kami.”

Breitling mengadopsi strategi inovatif untuk tetap relevan dan menarik perhatian generasi baru. Bersama Ford, mereka meluncurkan Top Time Classic Cars, terinspirasi dari mobil klasik seperti Ford Thunderbird dan Chevrolet Corvette. Selain itu, enam desain baru dalam lini Breitling Premier B01 Chronograph juga diperkenalkan.

Alih-alih mengikuti tren produk dengan desain flamboyan, Breitling tetap setia pada gaya modern-retro. Mereka juga memperkuat strategi pemasaran melalui media sosial dan kolaborasi dengan figur ternama seperti Brad Pitt, Adam Driver, Charlize Theron, dan Mark Kelly dalam Breitling Squad.

Di Asia, Breitling masuk dalam 10 merek teratas dengan pasar terbesar di Jepang, diikuti oleh Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Timur Tengah. “Jepang, pasar terbesar setelah AS. Tapi di Cina masih perlu dikembangkan. Di Indonesia cukup baik dan kami masuk lima besar merek teratas,” jelas Alvin.

Menurut laporan Luxury Watches Global Market Report 2022, pasar jam tangan mewah global diperkirakan tumbuh dari US$27,19 miliar pada 2021 menjadi US$28,43 miliar pada 2022, dengan CAGR 4,6 persen. Breitling pun mencatat peningkatan penjualan lebih dari 100 persen sejak 2018 hingga 2022.

Tantangan, ekspansi, dan akuisisi

Gallet Flying Officer from 1939/Dok. Breitling

Meskipun demikian, ada tantangan yang dihadapi. Pandemi mengubah cara masyarakat membeli barang mewah, termasuk jam tangan. Di Eropa dan AS, transaksi melalui e-commerce menjadi hal lumrah, sementara di Asia, konsumen lebih berhati-hati dalam belanja daring. “Pelanggan AS tidak masalah bertransaksi sebesar US$8.000 (lewat e-commerce). Namun pelanggan Asia jauh lebih berhati-hati dalam berbelanja daring,” ujar Alvin.

Ketika butik tutup selama pandemi, Breitling mengadaptasi strategi penjualan daring, meningkatkan layanan konsultasi online, dan menggelar berbagai event virtual seperti Watches & Wonders. Pabrikan juga meluncurkan model terbatas, seperti Breitling Chronomat B01 42 dan Superocean Heritage ‘57, untuk menggalang dana melawan Covid-19.

Breitling juga menghadapi tantangan dalam industri jam tangan mewah, seperti kelangkaan tenaga ahli dalam bidang perakitan dan permesinan. Namun, mereka tetap optimistis terhadap pertumbuhan di Asia, termasuk Cina, Vietnam, dan Indonesia.

Dalam jangka panjang, Breitling berencana mengembangkan lebih banyak produk untuk perempuan serta memperluas butik global, termasuk 50 butik di Asia dan tambahan 20-25 butik di Jepang, Australia, dan Asia Tenggara. Mereka juga berekspansi ke industri kuliner dengan Breitling Café di London dan Breitling Kitchen di Jenewa.

Pada Maret 2025, Breitling resmi mengumumkan akuisisi Gallet, sebuah langkah strategis yang menandai peluncuran kembali merek jam tangan Swiss bersejarah yang terkenal dengan pencatatan waktu presisi untuk perjalanan jarak jauh, eksplorasi, dan petualangan. Akuisisi ini merupakan yang kedua bagi Breitling atas merek ternama, setelah sebelumnya mengakuisisi Universal Genève pada tahun 2023. Langkah ini semakin memperkuat posisi Breitling dalam industri jam tangan mewah dan memperluas pengaruhnya di pasar global. Gallet kini akan diposisikan sebagai merek saudara Breitling, menawarkan jam tangan mewah dengan harga yang lebih terjangkau di segmen entry-level.

“Akuisisi ini adalah langkah alami berikutnya dalam ekspansi Breitling,” ujar Georges Kern, CEO Breitling.

Kern menambahkan, “Kami menghidupkan kembali Gallet dengan memanfaatkan keahlian dan keterampilan Breitling. Visi kami adalah membangun kembali Gallet sebagai merek yang kuat di dunia horologi, sambil tetap menghormati warisan petualangan dan inovasi dalam pembuatan kronograf.”

Senada dengan itu, Alfred Gantner, Co-Founder Partners Group sekaligus Chairman Breitling, menegaskan bahwa pihaknya optimis terhadap masa depan perusahaan. “Kami terus memiliki keyakinan kuat terhadap Breitling, yang berada dalam posisi yang baik untuk memperluas pangsa pasarnya di sektor jam tangan mewah. Akuisisi Gallet adalah langkah kunci kedua yang menegaskan strategi jangka panjang yang telah kami bangun,” ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us