Toko Billabong, Quiksilver, dan Volcom Gulung Tikar

Jakarta, FORTUNE - Liberated Brands, operator toko pakaian outdoor ternama seperti Quiksilver, Billabong, dan Volcom, resmi mengajukan kebangkrutan dan berencana menutup seluruh gerainya di Amerika Serikat. Perusahaan yang berbasis di California ini mengajukan perlindungan kebangkrutan Chapter 11 di pengadilan Delaware pada Minggu (9/2).
Dalam dokumen pengadilan, Liberated Brands menyatakan akan menutup dan melikuidasi bisnisnya di Amerika Utara akibat berbagai tekanan ekonomi, termasuk gangguan rantai pasokan dan meningkatnya persaingan dari merek fast fashion.
"Tim Liberated telah bekerja tanpa lelah selama setahun terakhir untuk membawa merek-merek ikonik ini maju, tetapi ekonomi global yang tidak stabil, perubahan pola belanja konsumen akibat meningkatnya biaya hidup, serta tekanan inflasi telah memberikan dampak besar," demikian pernyataan resmi dari Liberated Brands.
Berdasarkan dokumen pengadilan, Liberated akan menutup semua 124 toko fisiknya di AS, kantor pusatnya, serta merumahkan hampir 1.400 karyawan. Proses likuidasi telah dimulai, dan lebih dari 100 toko akan ditutup setelah proses ini selesai. Namun, waktu pasti penutupan belum dipastikan. Sementara itu, status dari sembilan toko di Hawaii masih dalam tahap negosiasi.
Di luar AS, Liberated mengklaim telah menjual pakaian ke pelanggan di lebih dari 100 negara. Dokumen kebangkrutan juga menyebutkan bahwa perusahaan saat ini memiliki kantor pusat regional di Amerika Utara, Eropa, Jepang, dan Australia. Selain menutup operasionalnya di Amerika Utara, perusahaan juga mempertimbangkan penjualan bisnisnya di wilayah lain, baik melalui pengalihan kepemilikan atau likuidasi.
Merek tetap beroperasi di bawah Authentic Brands
Meskipun Liberated akan menutup tokonya, Quiksilver, Billabong, dan Volcom akan tetap ada. Merek-merek ini dimiliki oleh Authentic Brands Group, yang sebelumnya bermitra dengan Liberated untuk mengelola operasionalnya di AS.
Authentic Brands Group mengonfirmasi kepada Associated Press bahwa semua lisensi yang sebelumnya dipegang oleh Liberated telah dialihkan ke mitra baru sebelum pengajuan kebangkrutan.
"Kami telah bekerja sama dengan Liberated Brands untuk secara hati-hati mentransisikan lisensi utama kepada operator terpercaya dalam jaringan kami," ujar David Brooks, Wakil Presiden Eksekutif Authentic untuk segmen olahraga aksi dan gaya hidup outdoor, mengutip apnews.com (11/2).
Brooks menambahkan bahwa jaringan toko fisik Liberated di AS "terlalu berlebihan" serta "dibebani dengan lokasi yang ketinggalan zaman dan berkinerja buruk". Ia juga menyebut bahwa toko fisik di AS "kemungkinan akan disesuaikan kembali di masa depan", mungkin dengan kehadiran yang lebih kuat melalui department store atau platform e-commerce.
Selain Quiksilver, Billabong, dan Volcom, Liberated juga mengoperasikan toko atau menjual pakaian untuk merek Spyder, RVCA, Roxy, dan Honolua. Pada masa pandemi Covid-19, permintaan untuk pakaian outdoor melonjak seiring meningkatnya minat konsumen terhadap aktivitas luar ruangan. Namun, setelah pandemi, perusahaan mengalami berbagai tantangan ekonomi, seperti inflasi, gangguan rantai pasokan, dan menurunnya permintaan pelanggan, kata CEO Liberated Todd Hymel.
"Kombinasi guncangan ekonomi ini menyebabkan penurunan pendapatan yang signifikan," tulis Hymel dalam pernyataan resminya. Ia juga menyebut bahwa toko fisik terus berjuang menghadapi persaingan dari belanja online yang meningkat selama pandemi.
Selain itu, ia menyoroti dampak dari fast fashion terhadap industri pakaian olahraga dan outdoor. "Konsumen kini dapat dengan murah, cepat, dan mudah memesan pakaian berkualitas rendah dari raksasa fast fashion dan menerima barang tersebut hanya dalam hitungan hari," katanya. Ia menegaskan bahwa Liberated dan perusahaan lain kehilangan pangsa pasar serta daya tawar harga akibat meningkatnya popularitas fast fashion.