Banyak Sinyal Pemulihan Konsumsi, Intip Prospek Saham Konsumer 2025

- CGS International Sekuritas merekomendasikan saham konsumer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) sebagai pilihan utama.
- Pemulihan konsumsi dipengaruhi oleh peluncuran program MBG, insentif konsumsi tambahan dari pemerintah, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, musim panen lebih baik, dan hari raya seperti Tahun Baru Imlek dan Ramadan.
- Produksi beras Indonesia diproyeksikan tumbuh 51 persen menjadi 8.6 juta ton pada kuartal I-2025 dari 5.2 juta ton pada kuartal sama tahun lalu.
Jakarta, FORTUNE - CGS International Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi "netral' untuk sektor konsumer seiring adanya sinyal yang beragam untuk pemulihan konsumsi.
Untuk itu, saham pilihan utama dari CGS International Sekuritas pada sektor ini adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dengan target harga Rp12.400. Entitas itu dipandang akan mendapatkan keuntungan terbesar dari program pemerintah yang akan datang dalam meningkatkan daya beli konsumen berpenghasilan rendah dan menengah.
Di samping itu, CGS menilai PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) juga menjadi pilihan dengan target harga Rp5.600 seiring dengan pertumbuhan laba tertinggi di antara perusahaan sejenis, dengan CAGR 3 tahun sebesar 16.4 persen.
Sejumlah sentimen yang berpotensi mendorong kinerja sektor ini adalah peluncuran program makan bergizi gratis (MBG) yang sukses, insentif konsumsi tambahan dari pemerintah, dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Selanjutnya, musim panen lebih baik dan hari raya seperti Tahun Baru Imlek dan Ramadan, yang dinilai dapat mendorong belanja konsumen secara umum pada kuartal I-2025, baik untuk kebutuhan primer maupun sekunder.
Di samping itu, pemerintah juga telah membatalkan bantuan beras untuk 2025. CGS berharap pemulihan daya beli akan dimulai pada kuartal II-2025 setelah peningkatan distribusi MBG. Di samping paket stimulus ekonomi pemerintah, kenaikan upah minimum lebih besar, dan musim panen lebih baik.
Sejumlah sentimen positif lain adalah Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Indonesia diproyeksikan tumbuh 51 persen (YoY) menjadi 8.6 juta ton pada kuartal I-2025 dari 5.2 juta ton pada kuartal sama tahun lalu.
Badan Pangan Nasional optimistis panen pada 2025 lebih baik setelah mengalami penurunan akibat musim kemarau panjang pada 2023, yang menunda penanaman dan mengurangi produksi beras 2.5 persen pada 2024.
Selain itu, pemerintah telah meningkatkan HPP untuk tanaman biji-bijian, seperti beras atau jagung, sebesar 8-10 persen, dari Rp6.000/Rp5.000 menjadi Rp6.500/Rp5.500 untuk panen 2025.
“Berdasarkan perhitungan kami, kenaikan harga dan pertumbuhan volume panen yang sesuai harapan dapat meningkatkan pendapatan petani sebesar 64 persen pada 2025 (atau US$17/bulan),” demikian analis CGS International Sekuritas Indonesia dalam risetnya yang dikutip Kamis (20/2).
Di samping itu, dengan tambahan penghematan biaya dari program MBG, CGS memperkirakan bahwa petani dapat menerima total peningkatan pendapatan sebesar US$31/bulan pada 2025, atau dua kali lipat dari pendapatannya pada 2024.
Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah masih tingginya tingkat PHK di pasar kerja yang membebani daya beli masyarakat, dan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Namun, kami tetap berhati-hati karena peningkatan jumlah PHK pekerja formal, yang mencapai 77.965 pekerja per Desember 2024 dari 64.855 pekerja per Desember 2023; 20 persen yoy, dapat membebani pemulihan, terutama di kuartal I 2025. Perlu dicatat bahwa hanya 42 persen tenaga kerja Indonesia yang bekerja di sektor formal; oleh karena itu, total PHK yang sebenarnya seharusnya bisa jadi lebih tinggi," ujarnya.