IHSG Berpeluang Menguat Terbatas, Ini Faktor Pemberatnya

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan melanjutkan penguatan pada Jumat (11/3). Akan tetapi, investor hingga kini masih mewaspadai sentimen global yang berpotensi menyeret IHSG ke zona merah, seperti dampak perang Rusia-Ukraina dan tren inflasi dunia.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan, kegagalan konferensi tingkat tinggi pertama antara Rusia dan Ukraina masih membayangi pergerakan IHSG hari ini. Ditambah dengan kenaikan inflasi Amerika Serikat (AS) akibat lonjakan harga energi.
“Oleh sebab itu investor berhati-hati dan mencermati setiap sentimen yang ada,” kata Nico dalam risetnya pagi ini.
Sebagai informasi, inflasi AS meningkat dari 7,5 persen menjadi 7,9 persen pada Februari 2022 atau mencapai level tertinggi dalam 40 tahun terakhir, dipicu oleh kenaikan bensin, makanan, dan properti. Alhasil, banyak pihak meramal kenaikan inflasi pada bulan ini masih bisa terjadi.
Alhasil, The Fed yang sebelumnya siap meningkatkan suku bunga acuan hingga 25 bps, berpotensi akan menambahnya menjadi 40 bps. Akan tetapi, Nico dan tim menilai, Jerome Powell akan mengambil langkah dengan lebih hati-hati di tengah ketidakpastian global.
Dengan sentimen ini, dia memperkirakan IHSG bergerak di rentang 6.866 hingga 6.982. Saham yang dia rekomendasikan di antaranya RALS, SCMA, dan SIDO.