Mandiri Sekuritas Jajaki Kans IPO hingga 5 Calon Emiten di 2026

Jakarta, FORTUNE - PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas) tengah menjajaki peluang pencatatan saham perdana (IPO) dari 4-5 calon emiten pada 2026.
Direktur Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana mengatakan, setidaknya perusahaan akan mendorong agar IPO tersebut dilakukan pada semester-I 2026. Sektornya pun beragam, salah satunya sumber daya alam (natural resources).
"Ada beberapa yang kita sedang coba jalankan, tapi mungkin baru mulai awal tahun ya," kata Oki saat ditemui di Jakarta (9/12). "Tapi ada yang menarik-menarik tahun depan."
Selain itu, menurutnya, akan ada calon emiten yang ukurannya lebih besar dari perusahaan mercusuar (lighthouse company). Berdasarkan kriteria Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan mercusuar berarti memiliki nilai kapitalisasi pasar setidaknya Rp3 triliun saat IPO. Di luar itu, saham yang mereka tawarkan ke publik (free float) juga berjumlah minimal 15 persen.
Namun, pembicaraan terkait kans IPO dengan para calon emiten itu masih berada dalam tahap awal. "Belum diskusi lebih panjang lagi. Tapi saya confident [dengan prospek IPO di 2026]. Lagipula itu baru kami saja, belum underwriter yang lain," kata Oki.
Optimisme itu dilandasi oleh pandangan positif Mandiri Sekuritas terhadap prospek pertumbuhan ekonomi dan pasar modal pada 2026. Mandiri Sekuritas sendiri menargetkan PDB 2026 bertumbuh menjadi 5,2 persen (VS 5 persen pada 2025).
Itu akan ditopang oleh kebijakan fiskal dan eksekusi program pemerintah. Chief Economist Mandiri Sekruitas, Rangga Cipta, mengatakan, sejak semester-II 2025 sudah ada perbaikan dan akselerasi belanja pemerintah.
Menurutnya, dampaknya sudah terefleksi pada sejumlah indikator makro. Misalnya, PMI Manufaktur yang naik dari 51,2 pada Oktober 2025 menjadi 53,3 pada November 2025. Data penjualan ritel pun diproyeksi tumbuh 4 persen (YoY) pada Oktober 2025, dari 3,7 persen (YoY) pada September 2025. Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) juga meningkat dari 115,0 pada September menjadi 121,2 pada Oktober 2025.
"Berangkat dari situ, kalau eksekusi ini bisa berjalan konsisten di 2026, tak ada lagi pemangkasan atau rekonsolidasi dari anggaran seperti di awal 2025, kita seharusnya melihat kontribusi fiskal ke pertumbuhan akan lebih bagus," kata Rangga.
Selain itu, faktor pendorong lainnya adalah ekspektasi terhadap investasi dari pihak swasta pada 2026, yang berpeluang menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Atas dasar itu, Mandiri Sekuritas memproyeksikan rata-rata pertumbuhan laba per saham (earning per share) emiten mencapai 12 persen. Sementara, target IHSG-nya adalah 9.050 (skenario base) dan 9.350.
"Ketika kami menyusun proyeksi ini, EPS growth yang digunakan masih di level 10 persen. Sekarang sudah di level 14-15 persen. Kalau ada revisi [target], seharusnya positif ke atas. Tapi saat ini kami masih belum melakukan revisi," kata Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer.










