Saham BSI (BRIS) Ditarget Naik usai Jalankan Usaha Bullion

- Saham BSI (BRIS) mencatatkan kinerja solid di kuartal IV-2024 dengan laba sebesar Rp1,9 triliun, naik 26% YoY.
- Bisnis emas BSI tumbuh 78% YoY pada 2024 dan manajemen BRIS berencana menggandakan bisnis emas dan menargetkan pertumbuhan pembiayaan keseluruhan sebesar 14-16% pada 2025.
- BSI resmi menjalankan bisnis bank bulion setelah mendapatkan izin dari OJK untuk perdagangan emas dan penitipan emas.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mencatatkan kinerja yang solid pada kuartal IV-2024 (4Q24) dengan catatan laba sebesar Rp1,9 triliun, naik 26% secara tahunan (YoY). Laba bersih sepanjang 2024 mencapai Rp7 triliun yang naik hingga 23% YoY.
“(Kinerja) sedikit lebih tinggi dari perkiraan kami dan konsensus, tercapai 102%/103% dari target,” ujar Research Analyst MNC Sekuritas, Victoria Venny, dalam keterangannya, dikutip Kamis (20/2).
Net interest income (NII) BRIS tetap mempertahankan tren positif pada 4Q24, naik 7% YoY (+9% QoQ). Kemudian, biaya operasional naik 15% YoY, menyebabkan peningkatan Cost Income Ratio (CIR) menjadi 51%.
Pada pre-provision operating profit (PPOP) tercatat tumbuh 15,5% YoY meskipun dalam kondisi likuiditas yang ketat, dan provisi tetap stabil dengan cost of credit (CoC) pada 0,8%.
“Capex mencapai Rp3,8 triliun sepanjang 2024, dengan Rp3,2 triliun dialokasikan untuk infrastruktur TI, termasuk pembaruan pusat data aplikasi super Byond, serta ekspansi ATM,” tulis Venny.
Bisnis emas BSI akan tumbuh

MNC Sekuritas juga menyoroti bisnis emas BSI menjadi pencapaian luar biasa pada 2024, tumbuh 78% YoY, dan meningkat 18% secara QoQ.
Manajemen BRIS berencana untuk menggandakan bisnis emas dan menargetkan pertumbuhan pembiayaan keseluruhan sebesar 14-16% pada 2025.
“Lisensi bullion bank yang dinantikan diharapkan membuka aliran pendapatan baru melalui perdagangan emas, penyimpanan dan simpanan,” ujar Venny.
MNC Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy saham BRIS dengan target harga yang lebih tinggi, Rp3.500 per saham.
“Kami mempertahankan rekomendasi buy dengan target harga yang lebih tinggi yang mencerminkan Price-to-Book Value (PBV) sepanjang 2025 sebesar 3,1x dan PE 2024 sebesar 19,9x,” tulis Venny.
Adapun momentum pertumbuhan laba yang kuat diperkirakan akan terus berlanjut pada 2025 karena pembiayaan bisa dipercepat disertai dengan biaya dana yang stabil.
Meskipun demikian, dengan pertumbuhan pembiayaan YoY sebesar 14% dan biaya kredit sebesar 90 bps, laba bersih BRIS diperkirakan akan tumbuh 15,6% YoY.
BSI resmi jalankan usaha bullion
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi menjalankan bisnis bullion bank, menyusul keluarnya izin dari regulator terkait penyelenggaraan kegiatan usaha bulion kepada perseroan.
Izin usaha bullion untuk BSI diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Rabu (12/2) untuk produk Perdagangan Emas dan Penitipan Emas. Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan perseroan telah mendapatkan izin dari OJK terkait penyelenggaraan kegiatan usaha bullion dan hal ini menjadi dasar (legal standing) bagi perseroan untuk mulai menjalankan bisnis bank bullion.
"Kami mengapresiasi kepercayaan dan dukungan dari regulator dan stakeholder sehingga BSI melangkah ke jenjang selanjutnya dalam mengelola bisnis emas, yaitu bank bulion," ujar Hery dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (13/2).
Hery optimistis BSI mampu memacu pertumbuhan bisnis logam mulia secara berkelanjutan, sehingga inklusi masyarakat untuk berinvestasi emas sesuai maqashid syariah akan terus meningkat.
Kegiatan usaha bulion berdasar POJK Nomor 17 Tahun 2024 adalah kegiatan usaha yang berkaitan dengan emas yang dilakukan oleh Lembaga jasa keuangan. OJK memberikan arahan kepada BSI dalam pelaksanaan produk baru tersebut, wajib dilakukan paling lambat 6 bulan sejak tanggal dikeluarkannya surat izin.
“Alhamdulillah kami memperoleh amanah tersebut, dan ini tak terlepas dari kepercayaan nasabah terhadap bisnis emas yang sudah dijalankan BSI selama ini. Jadi ini yang rasanya membuat kami semakin optimistis ke depan bisa lebih besar lagi untuk mendorong bisnis emas di Bank Syariah Indonesia,” tutur dia.
Sebelumnya, pada akhir tahun lalu BSI didorong pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto untuk menjadi salah satu dari dua perusahaan pelat merah sebagai pelopor bank emas di Indonesia.