Simak Prospek Saham INTP, Penjualan 2025 Diprediksi Tumbuh 3 Persen

Intinya sih...
PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) menargetkan pertumbuhan volume penjualan mencapai 2-3 persen pada tahun ini.
INTP akan memperpanjang sewa pabrik di Bosowa, sementara pasar bulk diharapkan mempertahankan pertumbuhan yang layak dari proyek-proyek swasta.
INTP terus mendorong penggunaan bahan bakar alternatif (AF), yaitu material refuse derived fuel (RDF) untuk menggantikan sebagian penggunaan batu bara sebagai sumber energi utama.
Jakarta, FORTUNE - PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) menargetkan pertumbuhan volume penjualan mencapai 2-3 persen pada tahun ini. Hal ini sejalan dengan average selling price (ASP) semen yang diperkirakan akan melanjutkan kenaikan pada 2025.
“Pasar bag diharapkan pulih, sementara pasar bulk diharapkan mempertahankan pertumbuhan yang layak dari proyek-proyek swasta,” demikian keterangan dari analis BRI Danareksa Sekuritas, Richard Jerry, dalam risetnya, Senin (17/2).
INTP akan memperpanjang sewa pabrik di Bosowa, yang akan berakhir pada September 2025. Di samping itu, persaingan pada industri semen dengan Semen Merdeka diprediksi akan lebih melandai.
“Berdasarkan riset harga kami, kami melihat bahwa Semen Merdeka telah menjadi kurang agresif pada semester II-2024, dengan harga yang lebih tinggi atau naik 8 persen year-on-year pada Desember 2024, sehingga mempersempit kesenjangan dengan harga merek utama," katanya.
Demi meningkatkan efisiensi biaya operasional, INTP terus mendorong penggunaan bahan bakar alternatif (AF), yaitu material refuse derived fuel (RDF) untuk menggantikan sebagian penggunaan batu bara sebagai sumber energi utama.
Saat ini, perusahaan menggunakan RDF dari Bantargebang yang menghasilkan energi setara dengan 75 persen batu bara, tapi biayanya lebih terjangkau setara 30-40 persen dari batu bara.
“Manajemen mengharapkan pengadaan RDF yang lebih besar sejak dimulainya RDF Lorotan pada akhir Februari 2025. Hingga 9 bulan pertama 2024, rasio AF terhadap penggunaan bahan bakar mencapai 21,1 persen, dengan target rasio AF 25 persen pada tahun anggaran 2025,'' ujarnya.
Melihat sejumlah prospek tersebut, BRI Danareksa Sekuritas memilih saham INTP sebagai pilihan utama dalam sektor semen, dengan rekomendasi buy dan target harga Rp8.800.
Beberapa risiko yang perlu diperhatikan adalah persaingan memanas karena pertumbuhan permintaan pasar yang di bawah standar, serta adanya perkembangan yang lebih lambat pada proyek swasta dan yang sedang dibangun perseroan.